RAGIL SAPUTRI: jalan-jalan
  REFRESING SEJENAK KE PANTAI WATU KARUNG DI PACITAN

REFRESING SEJENAK KE PANTAI WATU KARUNG DI PACITAN


Pacitan, siapa tidak tahu kota kecil di sudut Propinsi Jawa Timur ini, berbatasan langsung dengan samudra hindia membuat di Pacitan mempunyai banyak pantai, keseluruhan pantai di Pacitan merupakan bagian dari pantai selatan yang terkenal pantainya yang berombak.

 

Kabupaten Pacitan sebenarnya memiliki banyak pantai yang terbentang di sepanjang garis pantai yang membentang di wilayah Pacitan yang langsung berbatasan dengan Samudra hindia. Salah satunya adalah Pantai Watu Karung. Pantai Watu karung terletak di Kecamatan Pringkuku, tepatnya di Desa Watu Karung.

 

Pantai selatan memang terkenal sekali dengan ombaknya, Pantai Watu Karung sendiri memang terkenal dengan ombaknya yang tinggi, yang sangat disukai oleh peselancar bahkan Pantai Watu Karung juga pernah menjadi tuan rumah untuk lomba surfing.

 

Selain memiliki ombak yang di sukai para surfing, Pantai Watu Karung menwarkan keindahan pantai dengan pasir putihnya, lalu jangan lupakan keberadaan jejeran batu karang yang berada di Pantai Watu Karung, menjadi kombinasi yang pas untuk memanjakan mata dan menenangkan pikiran.

 

Berjarak kurang lebih sekitar 40 km dari pusat kota Pacitan, dengan kondisi jalan yang sudah beraspal meskipun belum sebaik yang diharapkan, untuk saat ini pemerintah juga sedang mengadakan perbaikan kondisi jalan menuju tempat wisata. Karena memang letaknya di wilayah perbukitan, jadi kondisi jalan menuju kesana memang berliku-liku. Mungkin ada sebagian orang yang pernah kesana dan mengatakan jalan menuju ke sana sempit, memang benar karena sekedar dilalui dua mobil itu harus ada yang salah satu mengalah. Itu semua memang dipengaruhi letak geografis, dan pemerintah sudah melalukan perbaikan.

 

Aku berangkat dari rumah sekitar pukul 06.00 pagi, rencana awalnya adalah mau ke Pantai Pancer terlebih dahulu baru sekitara pukul 08.00 setelah sarapan baru meluncur ke Pantai Watu karung, ternyata rencana berubah, tidak jadi ke Pantai Pancer tapi langsung menuju ke Pantai Watu Karung. Aku berangkat naik sepeda motor, aku pergi dengan 2 kakak perempuan dan satu keponakan.


Untuk rute menuju Pantai Watu Karung kalau dari wilayah Kota Pacitan memang di sarankan untuk lewat Desa Dadapan Pringkuku, melewati rute bus Pacitan Solo. Karena kalau melalui jalur ini lebih mudah. Setelah melewati pertigaan desa Candi di mana kalau mengambil jalan lurus itu menuju ke Pantai Srau, sementara kalau belok kanan menuju ke Pantai Watu Karung. Tidak jauh dari pertigaan itu ada kendala yang tidak direncanakan yaitu sepeda motor yang saya gunakan mengalami macet alias mogok.

 

Setelah melihat di jam ternyata belum ada jam tujuh, tanya beberapa orang yang lewat mereka bilang kalau bengkel pada buka jam 8 pagi, setelah menunggu agak lama ternyata ada bengkel yang letaknya tidak jauh cuma sekitar 100 meter dan beruntungnya adalah bengkel itu jadi satu dengan rumah dari pemilik bengkel. Setelah ganti busi Alhamdulilah sepeda motor bisa dinyalakan dan perjalananpun langsung dilanjutkan kembali. Sekitar kurang lebih 15 menit kita sampai di Pantai Watu Karung, saat itu kebetulan ada pengasapalan jalan menuju tempat wisata Pantai Watu Karung.

 

Rp. 10.000 adalah biaya tiket masuk menuju wisata Pantai Watu Karung, ini masih belum termasuk biaya parkir kendaraan. Sedangkan biaya parkir untuk kendaraan roda dua sebesar Rp. 2.000. Di area parkir kendaaraan kita sudah bisa merasakan pasir pantai, jadi kepikiran kira-kira kalau ombak sedang tinggi apakah air lautnya bisa sampai ke parkiran, karena memang jaraknya cukup dekat.

 

Meski masih pagi, sekitaran jam 09.00, ternyata pengunjung sudah cukup banyak, warung-warung di sekitar pantai juga sudah banyak yang buka. Dari tempat parkir cukup beberapa langkah saja kita sudah bisa merasakan hembusan angin laut dan deburan ombak dari Pantai Watu Karung. Aku dan mengambil ke bagian kiri dari sisi Pantai Watu Karung.

 

Ternyata di sebelah sisi kiri Pantai Watu Karung ada tangga ke batu karang, karena penasaran aku dan kakakku mencoba naik ke atas, sementara kakakku satunya dan keponakan mereka menunggu di gubuk yang di sediakan sambil melihat pemandangan Pantai Watu Karung dan menunggu pesanan makanan untuk sarapan. 

 

Untuk melihat bisa video aku posting di youtube aku di sini , beberapa kali videonya aku upload di sini tapi tidak bisa, akhirnya pakai link youtube saja.

 

 

Pemandangan Pantai dari balik bukit karang di sebelah kiri pantai watu karung

Ternyata dari ketiggian batu karang tersebut kita bisa melihat Pantai Watu Karung dari ketinggian dan ternyata masih ada pantai juga di balik batu karang itu, tapi kurang tahu namanya apa. Karena untuk turun ke pantai di balik batu karang tersebut tidak ada tangganya, jadi cuma bisa dilihat dari atas, tapi saat itu dari atas aku melihat ada sekitar 2 orang anak-anak sedang main di situ, aku tidak tahu jalan masuknya dari mana dan salahnya lagi aku lupa menayakan kepada penjual makanan disitu yang kemungkinan besar mereka mengetahuinya.

 

Pemandangan Watu Karung dari sisi sebelah kiri

Banyak para pengunjung yang berenang di pinggiran pantai, baju basah, kena pasir pantai adalah salah satu kenikmatan saat berlibur ke pantai, itu bisa dikatakan merupakan hal wajib yang harus dilakukan tapi karena aku tidak bawa baju ganti jadi cukup menikmati pemandangan indah Pantai Watu Karung dari kejauhan.

 

Setelah turun dan sejenak melakukan dokumentasi di bawah batu karang, dengan deburan ombak yang sungguh indah di padu melihat para pengunjung yang bermain air sungguh sangat menggembirakan sekali. Setelah itu balik ke gubuk dan tidak lama kemudian makanan yang dipesan datang.

 

Pemandangan dari depan gubuk tempat kita makan

Kita berempat memesan 1 porsi nasi goreng, 2 porsi pecel dan 1 porsi mie goreng, untuk minumnya kita memesan 3 es jeruk dan 1 jeruk hangat. Untuk nasi goreng dan pecel harga kalau gak salah sekitar Rp.10.000 atau Rp. 12.000,. Kalau dilihat dari daftar harga memang masih normal untuk tempat area pariwisata. Ada banyak pilihannya juga sebenarnya, karena memang waktu itu kondisi lagi lapar belum sarapan, jadi milih yang cepat.

 

Deburan ombak yang tidak pernah berhenti

Karena memang kondisi cuaca saat itu sangat panas sekali, jadi aku merasa kurang mengeksplor wilayah Pantai Watu Karung. Cuma di satu sisi saja aku menikmati keindahan Pantai Watu Karungnya.

 

Aku pernah jalan-jalan ke pantai yang tidak ada pasirnya bacanya reviewnya :  Ke Pantai Pidakan - Pacitan

 

Aku tidak turun ke pinggir pantai sama sekali, tapi meskipun begitu aku menikmati keindahan Pantai Watu Karung dari gubuk tempat aku duduk, sambil menikmati satu porsi nasi goreng dan satu gelas jeruk hangat, aku bisa melihat keindahan ombak dan kokohnya batu karang yang ada di Pantai Watu Karung ini. '

 

Aku suka pantai, setiap ke pantai yang aku bayangkan adalah keindahan saat matahari terbenam atau saat matahari terbit, Jika orang lain pada umumnya ingin melihat matahari terbit di puncak gunung, tapi aku ingin melihat matahari terbit di pinggir pantai, Dan katanya pemandangan di sini saat sangat indah .

 

Tidak lama kemudian setelah selesai dengan makanan masing-masing dan sejenak melihat pemandangan Pantai Watu Karung, tiba-tiba kakakku bilang "Mumpung di sini, sekalian ke Pantai Kasap bagaimana?",

 

Pantai Watu Karung dan Pantai Kasap letaknya memang dekat, mungkin sekitar kurang lebih 10 menit dari Pantai Watu Karung, Tanpa pikir panjang dan sekalian jalan akhirnya kita segera beranjak dan meluncur ke Pantai Kasap.

 

Apa saja keindahan yang ditawarkan oleh Pantai Kasap, tunggu di postingan selanjutnya. 

 


 

REKOMENDASI 5 PANTAI FAVORIT DI PACITAN SEBAGAI ALTERNATIF LIBURAN

REKOMENDASI 5 PANTAI FAVORIT DI PACITAN SEBAGAI ALTERNATIF LIBURAN



Kalau pandemi ini sudah berlalu dan virus corona sudah musnah apa hal pertama yang ingin kalian lakukan? Pasti banyak yang menjawab ingin liburan ke sini, ingin liburan ke sana, ingin jalan-jalan ke sana, ingin traveling ke sana dsb. Bener apa bener?


Ada yang suka ke pantai kalai liburan? Pernah ke pantai mana saja selama ini? Sudah pernah liburan ke salah satu pantai di Pacitan? Jika pernah kalian ke pantai mana?


Pacitan selain terkenal dengan sebutan kota 1001 goa, juga terkenal dengan memiliki banyak pantai. Pacitan yang langsung berbatasan dengan samudra indonesia. Keseluruhan pantai di Pacitan masuk dalam kawasan pantai selatan, jadi jangan kaget akan kebesaran gelombang pantainya.  


Gambar oleh Pexels dari Pixabay


Bagi kalian yang belum pernah ke pantai di Pacitan dan ada rencana untuk liburan ke sini, berikut aku kasih rekomendasi 5 pantai favorit di Pacitan yang bisa dijadikan sarana liburan bersama keluarga atau teman-teman.


REKOMENDASI 5 PANTAI FAVORIT DI PACITAN UNTUK LIBURAN


❤❤ PANTAI KASAP ❤❤


Pantai Kasap terletak di Kecamatan Pringkuku. Pantai Kasap terkenal dengan sebutan Raja Ampatnya Pacitan. Hal ini sebabkan pemandangan Pantai Kasap mirip dengan keindahan yang ditawarkan oleh Raja Ampat di Papua. Jadi kalau kau merasa Raja Ampat jauh dan beberapa faktor kendala lainnya yang menghambatmu untuk pergi ke sana, sangat dipersilahkan untuk datang ke Pantai Kasap yang ada di Pacitan.


❤❤ PANTAI PIDAKAN ❤❤


Pantai yang terletak di Kecamatan Tulakan. Pantai Pidakan ini sangat berbeda dengan pantai di wilayah Pacitan lainnya. Jika pantai di Pacitan pada umumnya ada hamparan pasir putih, para pengunjung bisa bermain pasir atau jalan-jalan hamparan pasir tersebut, ketauilah kalau di Pantai Pidakan kalian tidak akan menemukan hal itu, karena Pantai Pidakan tidak ada pasir melainkan terdiri dari bebatuan, dengan berbagai macam ukuran tetapi tetap aman kalau diinjak.


❤❤ PANTAI BUYUTAN ❤❤


Pantai Buyutan berada di kecamatan Donorojo Kabupaten Pacitan. Apa yang membedakan Pantai Buyutan dengan pantai di Pacitan yang lainnya dan mungkin dengan pantai yang ada di Indonesia? yaitu adanya batu karang besar yang menyerupai mahkota. Selain itu pasirnya juga pasir putih dan tentunya yang pasti adalah ombah yang sangat besar. Dan di sekitar pantai Buyutan bisa untuk tempat camping, jadi kalau bermalam di hotel atau penginapan adalah hal yang biasa setidaknya cobalah untuk camping di sana, deburan suara ombak akan menjadi sensasi yang berbeda.


❤❤ PANTAI TAMAN ❤❤


Pantai Taman terletak di Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitan. Kalau kalian ingin melihat penyu bertelur datanglah ke Pantai Taman, karena kawasan pesisir pantai taman sering kali dipakai untuk penyu bertelur. Selain itu Pantai Taman juga menawarkan permainan flying fox sepanjang kurang lebih 415 meter dan dengan ketinggian sekitar 74 meter, jadi kita bisa melihat keindahan panoram Pantai Taman dan sekitarnya dari ketinggian.


❤❤ PANTAI PANGASAN ❤❤


Pantai ini terletak di Kecamatan Kebonagung.  Pantai Pangasan ini juga tidak terdapat pasir pantai seperti pantai pada umumnya tapi di dominasi batu karang dengan berbagai ukuran. Selain itu di Pantai Pangasan juga terdepat tebing batu yang diberi nama Gunung Lanang.




Itulah 5 pantai yang ada di Pacitan. Apakah kalian sudah pernah ke salah satunya? Ada sedikit saran untuk kalian yang mau jalan-jalan ke pantai di Pacitan. Karena sebagian pantai yang indah berada di luar kecamatan Pacitan dan rata-rata medannya sangat jauh, jadi perhitungkan dengan matang waktu perjalanan kalian. Sangat sayang kalau tiba di sana pantai sudah di tutup atau karena medan yang cukup sulit dan minim penerangan jadi gelap perjalanannya.


Selain hal itu, karena pantai di Pacitan masih masuk dalam kawasan pantai selatan, jadi jangan meragukan kekuatan ombaknya, saat ada larangan dari petugas, sebaiknya taati dan jangan melakukan hal yang sekiranya merugikan diri sendiri atau orang lain.


Bukan untuk menakuti tapi sebagai bentuk tanggung jawab masyarakat Pacitan kepada mereka yang akan datang ke sini. Kami suka kedatangan kalian dan kami tunggu kalian di Pacitan.


MAU KE PACITAN?  KALAU DARI SURABAYA NAIK APA?

MAU KE PACITAN? KALAU DARI SURABAYA NAIK APA?


Surabaya sebagai ibukota provinsi, dengan segala kemacetan dan dengan segala fasilitas yang disediakan menjadi magnet tersendiri untuk kita merantau ke sana atau sekedar liburan kesana.


Ditengah rutinitas dan kesibukkan yang sangat padat, di suatu hari pasti kita menginginkan sebuah liburan atau jalan-jalan ke kota yang lain yang jauh dari kemacetan tetapi menyuguhkan tempat pariwisata yang sangat indah.

Pacitan, kota kecil paling ujung barat daya Provinsi Jawa Timur ini yang berbatasan langsung dengan Samudra Hindia, menawarkan banyak pilihan tempat pariwisata yang sangat menarik.

Beberapa waktu lalu, waktu masih jadi wacana bahwa ibukota bakalan pindah ke Kalimantan, aku sempat berkomentar “Mungkin nggak sih ibukota provinsi pindah ke Pacitan, agar pembangunan merata.” Lalu komentar itu terpatahkan dengan argumen dari diri sendiri juga yaitu, “Udah Pacitan biar gini aja, tenang dan macetnya hanya pas menjelang lebaran aja.” He he he

Di Pacitan sekali pantai-pantai yang sangat indah dan menawan. Tidak usah bingung jika kalian mau ke Pacitan. Ada beberapa transportasi yang bisa digunakan menuju ke Pacitan dari Surabaya, selain naik kendaraan pribadi yang bisa diakses lewat tol hingga Madiun, tidak bisa dipungkiri keberadaan tol hingga di Madiun memang mempersingkat waktu tempuh dari Surabaya ke Pacitan.

Berikut beberapa alternatif transportasi menuju ke Kabupaten Pacitan dari Surabaya :
TRAVEL
Ada beberapa travel yang beroperasi di jalur Surabaya Pacitan atau dari Pacitan ke Surabaya. Rata-rata mereka punya waktu operasi dua kali dalam sehari, yaitu pagi dan malam. Naik travel memberi banyak kemudahan salah satunya kita akan dijemput dan di antar langsung ke alamat tujuan, jadi bisa dikatakan kalau naik travel itu ‘duduk diam sampai tujuan’. Tapi memang kita harus mengeluarkan uang yang tidak sedikit, karena satu penumpang bisa dikenakan biaya kurang lebih Rp. 150.000,- per orang, bisa lewat tol atau tidak biasanya tergantung kesepakatan dari penumpang dengan pihak travel.

Berikut beberapa travel yang bisa dihubungi untuk melakukan perjalanan dari Pacitan ke Surabaya atau sebaliknya :
  • Travel Purwowidodo (no ponsel : 087859569079)
sumber foto : www.travelpurwo.com

  • Travel Bintang Terang (No ponsel : 087758513838)
sumber : pt-bintang-terang-tour-travel.business.site

  • Travel Alfath Duta (No ponsel : 081938621558)
sumber : web.facebook.com


Berdasarkan pengalaman, aku biasanya baik dari Pacitan atau Surabaya aku menghubungi satu nomer saja, nanti biasanya akan disampaikan ke yang bersangkutan.

NAIK BUS ANEKA JAYA
Bus Aneka Jaya adalah bus andalan dan kebanggaan masyarakat Pacitan. Untuk waktu operasinya memang tidak bisa setiap waktu atau setiap saat. Ada jam-jam tertentu jika kita mau naik bus Aneka Jaya ini. untuk tarif memang lebih murah dibanding naik travel. Biaya untuk naik bus Aneka Jaya ini sebesar Rp 50.000,- jika naik dari Pacitan maka nanti akan dapat free air mineral, kalau dari Surabaya tidak dapat.

sumber : twitter.com/PoAnekaJaya

Berikut jam-jam pemberangkatan bus Aneka Jaya :
  • Dari Pacitan (terhitung dari Terminal Pacitan) : 09.20 WIB, 13.30 WIB, 23.00 WIB
  • Dari Surabaya (terhitung dari Terminal Bungurasih) : 08.34 WIB, 17.53 WIB, 22.40 WIB

Mengingat jadwal keberangkatan bus yang setiap saat, saya sarankan lebih baik kita nunggu di terminal daripada ketinggalan. Karena jika nanti ganti bus di Ponorogo, malah akan membuat waktu lebih lama.

Jika kalian dari Surabaya, misal sampai di terminal Bungurasih waktunya masih lama dan Bus Aneka Jaya belum antri di antrian, saya sarankan untuk menunggu di dekat bus sebelum jalan ke antrian, bisa turun lewat pintu paling ujung, kalau nggak salah ingat yang tidak ada nomernya. Atau tanya saja ke petugasnya, nanti akan dikasih tahu tempat parkirnya, bisa juga waktu ditanya beberapa awak bus, jawab saja “Aneka Jaya pak.” In shaa allah mereka pasti akan memberitahu.

Perjalanan dengan bus Aneka Jaya ini memerlukan waktu kurang lebih sekitar 7-8 jam, sudah bisa dipastikan kita sampai di Pacitan atau Surabaya jam berapa, kecuali kalau macet atau ada aral lintangan yang lain. sebagai contoh, kalau saya dari Surabaya naik yang jam 08.34 pagi maka sampai pacitan kurang lebih pukul 16.00 WIB . Sedangkan kalau dari Pacitan naik bus yang jam 13.30 WIB sampai Surabaya kurang lebih jam 21.00 WIB.

NAIK KERETA API.
Kalau ini pengalaman kakak aku, waktu liburan kenaikan kelas. Karena personelnya tidak hanya satu atau dua orang yang jika naik travel akan sangat memakan biaya. Awalnya dari Pacitan ke Surabaya, kakak aku dan anak-anaknya naik bus, tapi sepanjang perjalanan semua teler alias mabuk darat. Mengingat hal itu waktu balik ke Pacitan dari Surabaya, kakak aku berinisiatif untuk naik kereta api. Di Pacitan belum ada stasiun dan tidak dilewati oleh jalur kereta api. Lalu bagaimana? Kakak aku naik dari stasiun Wonokromo dan berhenti di Stasiun Madiun. Dari Madiun naik travel lagi.

Selain naik travel juga bisa naik Bus, dari stasiun kita naik angkutan umum dulu untuk ke terminal, kemudian naik bus jurusan Ponorogo, dan setelah sampai di Ponorogo baru naik bus menuju Pacitan. Agak sedikit ribet dan panjang.

Itulah beberapa cara menuju ke Pacitan dari Surabaya, semoga membantu kalian yang hendak berkunjung ke Pacitan.





Catatan ; Tulisan ini dibuat untuk mengikuti blog challenge #BlogChallengeSeptember. Untuk tema bebas.

PANTAI TANPA PASIR ? YUK KE PANTAI PIDAKAN PACITAN

PANTAI TANPA PASIR ? YUK KE PANTAI PIDAKAN PACITAN



Melanjutkan perjalanan dari pantai sebelumnya. di Pantai Watu Bale
Setelah pulang dari Pantai Watu Bale, dan setelah ada perdebatan diantara kita berdua, akhirnya memutuskan untuk ke Pantai Pidakan, sekalian jalan pulang ke rumah.

PERJALANAN
 


jalan menuju ke Pantai jalan yang ada gapura/ sesuai arah anak panah

Jarak dari pantai Watu Bale ke Pantai Pidakan sangat dekat, bisa di tempuh sekitar 10 menit, tapi menuju ke lokasi pantai butuh waktu sekitar 15 menit. Ada jalur yang disediakan untuk pengunjung, jalur timur untuk kendaraan roda empat sementara yang barat untuk roda dua. Aku masuk dari pintu barat, dari sini kondisi jalan sudah cukup baik, karena juga sebagai jalan menuju ke perumahan penduduk. Setelah membayar tiket masuk, di sebelah kanan dan kira jalan menuju ke pantai, sangat sejuk karena banyak pepohonan yang tinggi (aku lupa nama pohonnya, karena kurang fokus, pas di area sini memang agak sunyi dan sepi karena sinar matahari tidak menembus, dan awalnya aku kira tidak ada pengunjung. He he he).

Kalau jalan-jalan seperti ini memang enak duduk di belakang sebagai penumpang, sehingga bisa fokus untuk melihat pemandangan dan bisa langsung jepret-jepret foto.

TIKET MASUK
Tiket masuk ke Pantai Pidakan ini sebesar Rp 5.000,- /orang. Kalau untuk kendaraan roda empat aku kurang tahu pasti ada tambahan biaya parkir apa tidak, kalau untuk roda dua tidak dikenakan biaya parkir lagi.

PANTAI PIDAKAN
Di sini kita tidak akan menemukan pasir pantai, tapi di sini kita tetap bisa bermain air, atau berendam. Jangan tanyakan bagaimana ombaknya, karena Pantai Pidakan masih termasuk dalam pantai selatan jadi ombaknya ya begitulah.

Di Pantai Pidakan juga berdiri mercuasuar, mercusuar ini juga nampak jelas dilihat saat kita berada di Pantai Watu Bale.  Ya karena letaknya bisa dikatakan bersandingan dengan Pantai Watu Bale.

Kalau di Pantai Watu Bale kita tidak bisa berenang atau berendam atau bermain ombak, maka di sini di Pantai Pidakan kita bisa bermain air bahkan bisa berendam.

Ha ha ha, jadi gini waktu aku kesana ada cowok dan cewek lagi berendam dengan posisi saling berhadapan. Karena waktu itu aku lagi dalam mode malas untuk bersentuhan dengan air, jadi aku cuma duduk di bebatuan dan sambil mengamati para pengunjung yang datang. Tapi serasa melihat drama sinetron tanpa jeda iklan, mata aku tidak bisa berhenti untuk tidak menatap mereka, karena aku tidak mau ketinggalan momen saat mereka beranjak dari berendam (karena dalam pikiran aku saat itu apa mereka tidak masuk angin, karena posisi mereka duduk dengan ketinggian air hampir mencapai dada mereka), tapi sayang karena ternyata bunyi perut yang kelaparan lebih mendominasi, akhirnya akupun harus beranjak dari drama sinetron.

Fasilitas Pantai Pidakan
Selain area parkir untuk kendaraan bagi pengunjung baik roda dua atau roda empat, di Pantai Pidakan ini juga terdapat mushola dan juga toilet serta ada beberapa warung makan.

Untuk menu-menu biasanya sudah ditempel di dinding beserta harganya, tapi pastikan dulu apa menu itu ada apa nggak, karena tidak semua menu siap disajikan. Waktu itu aku dan keponakan aku mau pesan gado-gado dan kupat tahu, tapi tidak tersedia dan akhirnya kita membeli mie goreng untuk dia dan aku mie rebus, dengan minumnya kayak pop ice dengan rasa cappucino. Selain itu juga membeli kerupuk, makanan ringan lainnya serta hansaplast habis sekitar Rp 25.000,- saja.

Foto-foto Pantai Pidakan.






Buat teman-teman yang datang ke Pacitan silahkan berkunjung ke sini. Jika kalian mau berendam / berenang dsbnya di pantai Pacitan, pastikan bahwa memang aman, kalau dilarang petugas bahwa kita tidak boleh berenang atau mendekat ke air ya jangan mendekat. Karena ini memang untuk keselamatan kalian.



Jadi, kapan kalian ke Pacitan?
Dan jangan lupa mampir ke pantai Pidakan atau Pantai Watu Bale yaa




 JALAN – JALAN KE PANTAI WATU BALE DI PACITAN

JALAN – JALAN KE PANTAI WATU BALE DI PACITAN


 
Pacitan, kota paling ujung di Jawa Timur ini sebagian besar wilayahnya adalah pegunungan kapur, yang menjadi bagian rangkaian dari pegunungan Kidul. Tapi siapa sangka daerah dengan tanah yang dianggap kurang cocok untuk pertanian ini menyimpan keindahan pesona lautan yang tidak terkira. Salah satunya adalah pantai Watu Bale yang berada di Desa Jetak Kecamatan Tulakan Kabupaten Pacitan.

Formulir Kontak