Ragil Saputri: jalan-jalan
REKOMENDASI 5 PANTAI FAVORIT DI PACITAN SEBAGAI ALTERNATIF LIBURAN

REKOMENDASI 5 PANTAI FAVORIT DI PACITAN SEBAGAI ALTERNATIF LIBURAN



Kalau pandemi ini sudah berlalu dan virus corona sudah musnah apa hal pertama yang ingin kalian lakukan? Pasti banyak yang menjawab ingin liburan ke sini, ingin liburan ke sana, ingin jalan-jalan ke sana, ingin traveling ke sana dsb. Bener apa bener?


Ada yang suka ke pantai kalai liburan? Pernah ke pantai mana saja selama ini? Sudah pernah liburan ke salah satu pantai di Pacitan? Jika pernah kalian ke pantai mana?


Pacitan selain terkenal dengan sebutan kota 1001 goa, juga terkenal dengan memiliki banyak pantai. Pacitan yang langsung berbatasan dengan samudra indonesia. Keseluruhan pantai di Pacitan masuk dalam kawasan pantai selatan, jadi jangan kaget akan kebesaran gelombang pantainya.  


Gambar oleh Pexels dari Pixabay


Bagi kalian yang belum pernah ke pantai di Pacitan dan ada rencana untuk liburan ke sini, berikut aku kasih rekomendasi 5 pantai favorit di Pacitan yang bisa dijadikan sarana liburan bersama keluarga atau teman-teman.


REKOMENDASI 5 PANTAI FAVORIT DI PACITAN UNTUK LIBURAN


❤❤ PANTAI KASAP ❤❤


Pantai Kasap terletak di Kecamatan Pringkuku. Pantai Kasap terkenal dengan sebutan Raja Ampatnya Pacitan. Hal ini sebabkan pemandangan Pantai Kasap mirip dengan keindahan yang ditawarkan oleh Raja Ampat di Papua. Jadi kalau kau merasa Raja Ampat jauh dan beberapa faktor kendala lainnya yang menghambatmu untuk pergi ke sana, sangat dipersilahkan untuk datang ke Pantai Kasap yang ada di Pacitan.


❤❤ PANTAI PIDAKAN ❤❤


Pantai yang terletak di Kecamatan Tulakan. Pantai Pidakan ini sangat berbeda dengan pantai di wilayah Pacitan lainnya. Jika pantai di Pacitan pada umumnya ada hamparan pasir putih, para pengunjung bisa bermain pasir atau jalan-jalan hamparan pasir tersebut, ketauilah kalau di Pantai Pidakan kalian tidak akan menemukan hal itu, karena Pantai Pidakan tidak ada pasir melainkan terdiri dari bebatuan, dengan berbagai macam ukuran tetapi tetap aman kalau diinjak.


❤❤ PANTAI BUYUTAN ❤❤


Pantai Buyutan berada di kecamatan Donorojo Kabupaten Pacitan. Apa yang membedakan Pantai Buyutan dengan pantai di Pacitan yang lainnya dan mungkin dengan pantai yang ada di Indonesia? yaitu adanya batu karang besar yang menyerupai mahkota. Selain itu pasirnya juga pasir putih dan tentunya yang pasti adalah ombah yang sangat besar. Dan di sekitar pantai Buyutan bisa untuk tempat camping, jadi kalau bermalam di hotel atau penginapan adalah hal yang biasa setidaknya cobalah untuk camping di sana, deburan suara ombak akan menjadi sensasi yang berbeda.


❤❤ PANTAI TAMAN ❤❤


Pantai Taman terletak di Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitan. Kalau kalian ingin melihat penyu bertelur datanglah ke Pantai Taman, karena kawasan pesisir pantai taman sering kali dipakai untuk penyu bertelur. Selain itu Pantai Taman juga menawarkan permainan flying fox sepanjang kurang lebih 415 meter dan dengan ketinggian sekitar 74 meter, jadi kita bisa melihat keindahan panoram Pantai Taman dan sekitarnya dari ketinggian.


❤❤ PANTAI PANGASAN ❤❤


Pantai ini terletak di Kecamatan Kebonagung.  Pantai Pangasan ini juga tidak terdapat pasir pantai seperti pantai pada umumnya tapi di dominasi batu karang dengan berbagai ukuran. Selain itu di Pantai Pangasan juga terdepat tebing batu yang diberi nama Gunung Lanang.




Itulah 5 pantai yang ada di Pacitan. Apakah kalian sudah pernah ke salah satunya? Ada sedikit saran untuk kalian yang mau jalan-jalan ke pantai di Pacitan. Karena sebagian pantai yang indah berada di luar kecamatan Pacitan dan rata-rata medannya sangat jauh, jadi perhitungkan dengan matang waktu perjalanan kalian. Sangat sayang kalau tiba di sana pantai sudah di tutup atau karena medan yang cukup sulit dan minim penerangan jadi gelap perjalanannya.


Selain hal itu, karena pantai di Pacitan masih masuk dalam kawasan pantai selatan, jadi jangan meragukan kekuatan ombaknya, saat ada larangan dari petugas, sebaiknya taati dan jangan melakukan hal yang sekiranya merugikan diri sendiri atau orang lain.


Bukan untuk menakuti tapi sebagai bentuk tanggung jawab masyarakat Pacitan kepada mereka yang akan datang ke sini. Kami suka kedatangan kalian dan kami tunggu kalian di Pacitan.


 LIMA TEMPAT YANG INGIN AKU KUNJUNGI JIKA PERGI KE TURKI

LIMA TEMPAT YANG INGIN AKU KUNJUNGI JIKA PERGI KE TURKI

 


Siapa yang tidak ingin jalan-jalan ke luar negeri? Mungkin bagi sebagian orang jalan-jalan ke luar negeri adalah hal yang biasa tapi mungkin juga bagi sebagian orang yang lain jalan jalan ke luar negeri adalah seperti mimpi, yang mungkin tidak akan pernah menjadi nyata.

Tapi bukankah kemungkinan itu akan selalu ada, dan siapa yang tahu tentang hari esok. Orang yang mungkin tidak pernah membayangkan bisa pergi ke luar negeri malah tinggal dan menetap di sana.

Meskipun jalan-jalan ke luar negeri bagaikan mimpi tapi pasti punya negara favorit yan ingin dikunjungi bukan. Kalau aku negara yang ingin aku kunjungi adalah Turki. Aku suka Turki gara-gara liat drama serialnya Mbak Ozge dan Mas Serkan , Kirazmevisme kalau di Indonesia jadi Cinta Musim Cerry. Pada tahu dengan drama serial ini? Suka dengan setting tempat dan lokasi yang digunakan, kayaknya indah banget dan suasananya juga nyaman. Jadi ingin merasakan suasanya di Turki itu seperti apa.

Selain itu juga tentang sejarah Turki. Turki atau dulu bisa disebut dengan nama Konstantinopel, adalah salah satu nama kota yang tidak asing dan sering kali muncul pada pelajaran sejarah. Benar kan? dan melihat bukti bukti sejarah yang masih terpampang nyata di depan mata adalah hal yang luar biasa sekali menurut aku. Jadi kapan berangkat ke Turki?

Karena sekarang belum bisa ke Turki disebabkan karena adanya pandemi covid-10 yang menyebar di seluruh dunia plus aku juga belum punya paspor dan juga belum punya uang saku, maka yang bisa dilakukan adalah berencana kalau nanti ke Turki mau kemana aja dan mau foto dimana saja?

Sebenarnya banyak sekali tempat yang ingin dikunjungi di sana, bahkan punya mimpi untuk tinggal di sana. Dan inilah tiga tempat yang ingin aku kunjungi jika nanti pergike Turki :

Blue Mosque atau masjid biru.

 Gambar oleh Omar Mahmood dari Pixabay

 

Masjid ini dibangun oleh Sultan Ahmed I dari dinasti Ottoman. Kenapa dinamankan masjid biru karena keramik-keramik yang menutupi dinding masjid bahkan kubah masjid berwarna biru. Blue Mosque merupakan masjid terbesar di Istanbul dan selain itu juga menjadi tujuan pariwisata. Kayaknya kalau bisa sholat disana itu sangat membahagiakan.

Berdasarkan wikepdia (wiki/Masjid_Sultan_Ahmed ) , Masjid Sultan Ahmed ini juga sangat dekat dengan Hagia Sophia, Istana Topkapi istana di mana dulu adalah tempat kediaman para sultan Utsmaniyah lalu juga dekat dengan pantai bosporus. Hanyo Pantai apa ini? kayaknya dulu sering pernah dengar waktu pelajaran sekolah, Yap benar sekali karena bospurus merupakan batas dari benua asia dan benua eropa. jadi kalau ke sini bisa sekaligus beberapa tempat yang bisa kunjungi. Jadi nggak sabar mau ke turki.

Nanti kalau di sana aku pengen foto seperti ini :

 

sumber : Katalog Aulia Fashion

Cappadocia

Gambar oleh Timur Kozmenko dari Pixabay

 

Lumayan jauh dari Istanbul, perjalanan dari Istanbul ke Cappadocia membutuhkan waktu sekitar 12 jam. Cappadocia menawarkan keindahan alam yang sangat luar bisa. Di sini kita bisa naik balon udara, kita bisa melihat lembah dan bukit dari atas, apalagi kalau pas matahari terbenam, atau malam hari penuh dengan lampu-lampu. Katanya di Cappadocia bangunanya berasala dari pahatan bebatuan.  Yang kebayang batu sebesar apa kemudian dipahat jadi rumah, berapa lama waktunya ya?. Asyik kayaknya kalau pas ke sini terus nginep, jadi bisa merasakan sensasi tinggal di rumah dari pahatan batu.

Perhatikan saja gambar di bawah ini. nanti aku kalau ke sana aku juga ingin foto seperti ini. dan tentunya juga naik ke balon udara.



Jembatan Galata atau Galata Bridge.

Gambar oleh Şinasi Müldür dari Pixabay

 

Seingatku di salah satu episode Kiraz Mevsimi ada adegan di sebuah restoran dengan model memanjang seperti lorong yang kanan kirinya adalah samudra. Waktu itu yang aku pikirkan adalah nanti kalau bertengkar dengan pasangan kalau nggak bisa ngendalikan emosi, bisa dilempar ke laut. Ha ha ha ekstrim ya pemikiran aku.

Sepertinya lokasi pembuatan adegan itu adalah di jembatan Galata. Tunggu namanya jembatan tapi kok ada restorannya. Jembatan ini beda dari jembatan pada umumnya. Kalau di Indonesia mungkin beberapa kolong jembatan jadi rumah atau tempat tinggal, tapi kalau yang ini kolong jembtannya disulap menjadi restoran, sementara bagian atasnya baru untuk lalu lalang kendaraan bermotor ataupun pejalan kaki. Kalau malam hari sepertinya sangat menarik ya ada tambahan pemandangan lampu-lampu dan hembusan angin malam.

 Ternyata di daerah Galata ini terdapat klub sepak bola yang paling terkenal di turki yaitu Galatasaray S.K . Udah tahu kan pastinya klub sepak bola ini. 

 

HAGIA SHOPIA.

Sumber : https://id.wikipedia.org

Aku rasa semua sudah tahu tentang Hagia Sophia. Dan sekarang sudah berubah menjadi masjid. Kalau dilihat ditayangan di televisi oranamen di Hagia Shopia ini sangat indah sekali.

 

ISTIKLAL STREET

Gambar oleh 8travels dari Pixabay
Dan ini adalah tempatnya wisata belanja. Apakah ke sini mau belanja buat oleh teman-teman di Indonesia. Bisa jadi ia. Dan saya ingin sekali berfoto dengan backgrouc Istiklal Street. Hampir mirip dengan masjid Istiqlah di Jakarta ya namanya.

Istiklal Street ini terbentang sepanjang 1,4 km dan terletak di kota Istanbul. Berbagai macam barang dijual disini, kalau di sini intinya tinggal memastikan pulang bawa uang berapa gitu aja. He he he

 

Itulah lima tempat yang ingin aku kunjungi jika nanti pergi ke Turki. Kalau kalian bagaimana?

 

MAU KE PACITAN?  KALAU DARI SURABAYA NAIK APA?

MAU KE PACITAN? KALAU DARI SURABAYA NAIK APA?


Surabaya sebagai ibukota provinsi, dengan segala kemacetan dan dengan segala fasilitas yang disediakan menjadi magnet tersendiri untuk kita merantau ke sana atau sekedar liburan kesana.


Ditengah rutinitas dan kesibukkan yang sangat padat, di suatu hari pasti kita menginginkan sebuah liburan atau jalan-jalan ke kota yang lain yang jauh dari kemacetan tetapi menyuguhkan tempat pariwisata yang sangat indah.

Pacitan, kota kecil paling ujung barat daya Provinsi Jawa Timur ini yang berbatasan langsung dengan Samudra Hindia, menawarkan banyak pilihan tempat pariwisata yang sangat menarik.

Beberapa waktu lalu, waktu masih jadi wacana bahwa ibukota bakalan pindah ke Kalimantan, aku sempat berkomentar “Mungkin nggak sih ibukota provinsi pindah ke Pacitan, agar pembangunan merata.” Lalu komentar itu terpatahkan dengan argumen dari diri sendiri juga yaitu, “Udah Pacitan biar gini aja, tenang dan macetnya hanya pas menjelang lebaran aja.” He he he

Di Pacitan sekali pantai-pantai yang sangat indah dan menawan. Tidak usah bingung jika kalian mau ke Pacitan. Ada beberapa transportasi yang bisa digunakan menuju ke Pacitan dari Surabaya, selain naik kendaraan pribadi yang bisa diakses lewat tol hingga Madiun, tidak bisa dipungkiri keberadaan tol hingga di Madiun memang mempersingkat waktu tempuh dari Surabaya ke Pacitan.

Berikut beberapa alternatif transportasi menuju ke Kabupaten Pacitan dari Surabaya :
TRAVEL
Ada beberapa travel yang beroperasi di jalur Surabaya Pacitan atau dari Pacitan ke Surabaya. Rata-rata mereka punya waktu operasi dua kali dalam sehari, yaitu pagi dan malam. Naik travel memberi banyak kemudahan salah satunya kita akan dijemput dan di antar langsung ke alamat tujuan, jadi bisa dikatakan kalau naik travel itu ‘duduk diam sampai tujuan’. Tapi memang kita harus mengeluarkan uang yang tidak sedikit, karena satu penumpang bisa dikenakan biaya kurang lebih Rp. 150.000,- per orang, bisa lewat tol atau tidak biasanya tergantung kesepakatan dari penumpang dengan pihak travel.

Berikut beberapa travel yang bisa dihubungi untuk melakukan perjalanan dari Pacitan ke Surabaya atau sebaliknya :
  • Travel Purwowidodo (no ponsel : 087859569079)
sumber foto : www.travelpurwo.com

  • Travel Bintang Terang (No ponsel : 087758513838)
sumber : pt-bintang-terang-tour-travel.business.site

  • Travel Alfath Duta (No ponsel : 081938621558)
sumber : web.facebook.com


Berdasarkan pengalaman, aku biasanya baik dari Pacitan atau Surabaya aku menghubungi satu nomer saja, nanti biasanya akan disampaikan ke yang bersangkutan.

NAIK BUS ANEKA JAYA
Bus Aneka Jaya adalah bus andalan dan kebanggaan masyarakat Pacitan. Untuk waktu operasinya memang tidak bisa setiap waktu atau setiap saat. Ada jam-jam tertentu jika kita mau naik bus Aneka Jaya ini. untuk tarif memang lebih murah dibanding naik travel. Biaya untuk naik bus Aneka Jaya ini sebesar Rp 50.000,- jika naik dari Pacitan maka nanti akan dapat free air mineral, kalau dari Surabaya tidak dapat.

sumber : twitter.com/PoAnekaJaya

Berikut jam-jam pemberangkatan bus Aneka Jaya :
  • Dari Pacitan (terhitung dari Terminal Pacitan) : 09.20 WIB, 13.30 WIB, 23.00 WIB
  • Dari Surabaya (terhitung dari Terminal Bungurasih) : 08.34 WIB, 17.53 WIB, 22.40 WIB

Mengingat jadwal keberangkatan bus yang setiap saat, saya sarankan lebih baik kita nunggu di terminal daripada ketinggalan. Karena jika nanti ganti bus di Ponorogo, malah akan membuat waktu lebih lama.

Jika kalian dari Surabaya, misal sampai di terminal Bungurasih waktunya masih lama dan Bus Aneka Jaya belum antri di antrian, saya sarankan untuk menunggu di dekat bus sebelum jalan ke antrian, bisa turun lewat pintu paling ujung, kalau nggak salah ingat yang tidak ada nomernya. Atau tanya saja ke petugasnya, nanti akan dikasih tahu tempat parkirnya, bisa juga waktu ditanya beberapa awak bus, jawab saja “Aneka Jaya pak.” In shaa allah mereka pasti akan memberitahu.

Perjalanan dengan bus Aneka Jaya ini memerlukan waktu kurang lebih sekitar 7-8 jam, sudah bisa dipastikan kita sampai di Pacitan atau Surabaya jam berapa, kecuali kalau macet atau ada aral lintangan yang lain. sebagai contoh, kalau saya dari Surabaya naik yang jam 08.34 pagi maka sampai pacitan kurang lebih pukul 16.00 WIB . Sedangkan kalau dari Pacitan naik bus yang jam 13.30 WIB sampai Surabaya kurang lebih jam 21.00 WIB.

NAIK KERETA API.
Kalau ini pengalaman kakak aku, waktu liburan kenaikan kelas. Karena personelnya tidak hanya satu atau dua orang yang jika naik travel akan sangat memakan biaya. Awalnya dari Pacitan ke Surabaya, kakak aku dan anak-anaknya naik bus, tapi sepanjang perjalanan semua teler alias mabuk darat. Mengingat hal itu waktu balik ke Pacitan dari Surabaya, kakak aku berinisiatif untuk naik kereta api. Di Pacitan belum ada stasiun dan tidak dilewati oleh jalur kereta api. Lalu bagaimana? Kakak aku naik dari stasiun Wonokromo dan berhenti di Stasiun Madiun. Dari Madiun naik travel lagi.

Selain naik travel juga bisa naik Bus, dari stasiun kita naik angkutan umum dulu untuk ke terminal, kemudian naik bus jurusan Ponorogo, dan setelah sampai di Ponorogo baru naik bus menuju Pacitan. Agak sedikit ribet dan panjang.

Itulah beberapa cara menuju ke Pacitan dari Surabaya, semoga membantu kalian yang hendak berkunjung ke Pacitan.





Catatan ; Tulisan ini dibuat untuk mengikuti blog challenge #BlogChallengeSeptember. Untuk tema bebas.

PANTAI TANPA PASIR ? YUK KE PANTAI PIDAKAN PACITAN

PANTAI TANPA PASIR ? YUK KE PANTAI PIDAKAN PACITAN



Melanjutkan perjalanan dari pantai sebelumnya. di Pantai Watu Bale
Setelah pulang dari Pantai Watu Bale, dan setelah ada perdebatan diantara kita berdua, akhirnya memutuskan untuk ke Pantai Pidakan, sekalian jalan pulang ke rumah.

PERJALANAN


jalan menuju ke Pantai jalan yang ada gapura/ sesuai arah anak panah

Jarak dari pantai Watu Bale ke Pantai Pidakan sangat dekat, bisa di tempuh sekitar 10 menit, tapi menuju ke lokasi pantai butuh waktu sekitar 15 menit. Ada jalur yang disediakan untuk pengunjung, jalur timur untuk kendaraan roda empat sementara yang barat untuk roda dua. Aku masuk dari pintu barat, dari sini kondisi jalan sudah cukup baik, karena juga sebagai jalan menuju ke perumahan penduduk. Setelah membayar tiket masuk, di sebelah kanan dan kira jalan menuju ke pantai, sangat sejuk karena banyak pepohonan yang tinggi (aku lupa nama pohonnya, karena kurang fokus, pas di area sini memang agak sunyi dan sepi karena sinar matahari tidak menembus, dan awalnya aku kira tidak ada pengunjung. He he he).

Kalau jalan-jalan seperti ini memang enak duduk di belakang sebagai penumpang, sehingga bisa fokus untuk melihat pemandangan dan bisa langsung jepret-jepret foto.

TIKET MASUK
Tiket masuk ke Pantai Pidakan ini sebesar Rp 5.000,- /orang. Kalau untuk kendaraan roda empat aku kurang tahu pasti ada tambahan biaya parkir apa tidak, kalau untuk roda dua tidak dikenakan biaya parkir lagi.

PANTAI PIDAKAN
Di sini kita tidak akan menemukan pasir pantai, tapi di sini kita tetap bisa bermain air, atau berendam. Jangan tanyakan bagaimana ombaknya, karena Pantai Pidakan masih termasuk dalam pantai selatan jadi ombaknya ya begitulah.

Di Pantai Pidakan juga berdiri mercuasuar, mercusuar ini juga nampak jelas dilihat saat kita berada di Pantai Watu Bale.  Ya karena letaknya bisa dikatakan bersandingan dengan Pantai Watu Bale.

Kalau di Pantai Watu Bale kita tidak bisa berenang atau berendam atau bermain ombak, maka di sini di Pantai Pidakan kita bisa bermain air bahkan bisa berendam.

Ha ha ha, jadi gini waktu aku kesana ada cowok dan cewek lagi berendam dengan posisi saling berhadapan. Karena waktu itu aku lagi dalam mode malas untuk bersentuhan dengan air, jadi aku cuma duduk di bebatuan dan sambil mengamati para pengunjung yang datang. Tapi serasa melihat drama sinetron tanpa jeda iklan, mata aku tidak bisa berhenti untuk tidak menatap mereka, karena aku tidak mau ketinggalan momen saat mereka beranjak dari berendam (karena dalam pikiran aku saat itu apa mereka tidak masuk angin, karena posisi mereka duduk dengan ketinggian air hampir mencapai dada mereka), tapi sayang karena ternyata bunyi perut yang kelaparan lebih mendominasi, akhirnya akupun harus beranjak dari drama sinetron.

Fasilitas Pantai Pidakan
Selain area parkir untuk kendaraan bagi pengunjung baik roda dua atau roda empat, di Pantai Pidakan ini juga terdapat mushola dan juga toilet serta ada beberapa warung makan.

Untuk menu-menu biasanya sudah ditempel di dinding beserta harganya, tapi pastikan dulu apa menu itu ada apa nggak, karena tidak semua menu siap disajikan. Waktu itu aku dan keponakan aku mau pesan gado-gado dan kupat tahu, tapi tidak tersedia dan akhirnya kita membeli mie goreng untuk dia dan aku mie rebus, dengan minumnya kayak pop ice dengan rasa cappucino. Selain itu juga membeli kerupuk, makanan ringan lainnya serta hansaplast habis sekitar Rp 25.000,- saja.

Foto-foto Pantai Pidakan.






Buat teman-teman yang datang ke Pacitan silahkan berkunjung ke sini. Jika kalian mau berendam / berenang dsbnya di pantai Pacitan, pastikan bahwa memang aman, kalau dilarang petugas bahwa kita tidak boleh berenang atau mendekat ke air ya jangan mendekat. Karena ini memang untuk keselamatan kalian.

Jadi, kapan kalian ke Pacitan?
Dan jangan lupa mampir ke pantai Pidakan atau Pantai Watu Bale yaa




 JALAN – JALAN KE PANTAI WATU BALE DI PACITAN

JALAN – JALAN KE PANTAI WATU BALE DI PACITAN


Pacitan, kota paling ujung di Jawa Timur ini sebagian besar wilayahnya adalah pegunungan kapur, yang menjadi bagian rangkaian dari pegunungan Kidul. Tapi siapa sangka daerah dengan tanah yang dianggap kurang cocok untuk pertanian ini menyimpan keindahan pesona lautan yang tidak terkira. Salah satunya adalah pantai Watu Bale yang berada di Desa Jetak Kecamatan Tulakan Kabupaten Pacitan.

Alhamdulilah, setelah sekian lama akhirnya bisa berkesempatan untuk menengok keindahan pantai Watu Bale. Akhir minggu kemarin diajak oleh keponakan untuk jalan-jalan, mengantar dia untuk lihat pantai, awalnya tidak ada rencana untuk ke Pantai Watu Bale.

Kecamatan Tulakan sendiri berjarak sekitar 27 km ke arah timur dari pusat kota.  Aku dan keponakan berangkat dari rumah sekitar pukul 09.30 kemudian ke POM bensin dulu untuk isi amunisi. Buat teman-teman kalau mau ke Pacitan dan jalan-jalan ke arah pantai watu bale dan sekitarnya, ada baiknya waktu masih di kota Pacitan untuk mengisi penuh bensin dulu, karena sepanjang aku lewat dari Pacitan hingga ke Watu Bale tidak menemukan POM bensin, yang ada penjual bensin eceran memang banyak.

Awalnya kita berdua berencana akan pergi ke Pantai Soge, tapi sampai di Tulakan setelah melewati Pantai Pidakan tiba-tiba Lia (nama keponakan aku) merubah rute, ia ingin ke pantai Watu Bale. Asal kalian tahu Pantai Watu Bale dan Pantai Pidakan itu berada di satu garis pantai yang sama. Selain itu pantai Pidakan yang berada di satu garis pantai yang sama dengan Pantai Watu Bale adalah pantai Wawaran, Pantai Mbenges, Pantai Soge, Pantai Taman dsb (sepertinya masih ada beberapa lagi pantai yang satu garis pantai). Jadi satu kali perjalanan kalian bisa singgah di beberapa pantai.

Rute Perjalanan.
Perjalanan dari rumah hingga sampai di Pantai Watu Bale, kita tempuh hampir satu jam perjalanan dengan kecamatan sepeda motor 40-50 km/jam, karena memang tidak mau ngebut jadi santai saja di jalan, kecepatan angin waktu itu juga kencang. Kalau orang sini bilangnya “mlaku mu mrono nabrak angin” .

Untuk ke pantai ini, memang lebih baik melalu Jalur Lintas Selatan (JLS). Jalan sudah dijamin mulus, meski ada beberapa titik yang rawan longsong jika musim hujan memang harus hati-hati, pemandangan selama perjalanan juga indah sekali. Kondisi jalan sudah cukup baik, kalau untuk jalan besar sudah tidak diragukan lagi. sedangkan akses jalan menuju lokasi meskipun belum diaspal tapi sudah bisa dilalui kendaraan roda dua atau roda empat.

Tenang dan tidak usah kwatir takut salah jalan atau kesasar. Untuk menuju Jalur JLS pun juga sangat mudah diakses, jika dari arah Solo bisa langsung lewat JLS dari kelurahan Ploso, sementara kalau dari Ponorogo bisa lewat melalui desa Arjowingun terlebih dahulu. In shaa allah papan petunjuk di pinggir jalan jelas. Apalagi Jalur JLS jalurnya lurus mengikuti aspal jalan dipastikan bakalan sampai.

Untuk arah ke Pantai Watu Bale, sebelum masuk ke arah pantai sudah ada tandanya arah menuju ke Pantai Watu Bale.


Tiket Masuk.
Tiket masuk ke Pantai Watu Bale hanya sebesar Rp 5.000/orang, untuk parkir sudah tidak bayar lagi. Area parkir juga luas, untuk roda dua dan roda empat parkirnya terpisah.



Pantai Watu Bale.
Dari parkiran menuju ke pantai, kita perlu jalan kaki dulu. Pantai Watu Bale tidak mempunyai pasir pantai, dan untuk menyaksikan keindahan pantai Watu Bale dengan deburan ombak yang luar biasa kita harus berjalan kaki dulu menuju tebing. Dan inilah perjuangannya. Medannya tidak sulit meskipun masih tanah khas gunung, yang dibagian pinggir sudah ada pagar batasnya. Kesulitannya jalannya naik dulu, lalu turun dan setelah melewati pintu selamat datang kita harus naik lagi ke tebingnya. Karena aku termasuk kategori bukan orang kurus, jalan kaki dengan medan naik turun itu lumayan juga perjuangannya.



Spot Foto

Jalan-jalan tanpa upload atau share foto ke media sosial seperti makan sayur tanpa garam, hambar tidak ada rasanya. Maka dari itu di pantai Watu Bale spot foto yang instagramable sudah dipersiapkan oleh pihak pengelola.

Takut kepanasan atau lelah berdiri, tidak usah kwatir di sini sudah disediakan tempat untuk berteduh dan tempat duduk yang asyik.

Jika kesini atau ke tempat wisata di manapun jangan terlalu asyik dengan foto atau selfie, keindahan atau kecantikan tempat wisata tidak hanya cukup dengan melihat foto, tapi cobalah untuk benar-benar menikmati keindahan alamnya dan memperhatikan sekitarnya. Seperti halnya di Pantai Watu Bale ini, jika kalian keasyikan foto kalian akan kehilangan momen deburan suara ombak, deburan ombak yang menabrak karang. Dan semua itu tidak bisa dirasakan dengan melihat foto saja.




Fasilitas.
Di Pantai Watu Bale di dekat pelabuhan, karena pas saya ke sana ada beberapa kapal yang ada di situ, di dekat situ ada sebuah warung, tapi aku tidak tahu menunya seperti apa, karena memang tidak mampir ke situ. Sedangkan di dekat area parkir ada cafe, yang bisa melihat langsung ke pemandangan laut.

Karena tidak ada bibir pantai, ke laut tanpa bermain air seperti ada yang kurang bukan? Cuma di sini memang tidak bisa berenang atau berendam apalagi bermain pasir, tapi kalau Cuma sekedar ingin menyentuh air pantai Watu Bale, kalian bisa lakukan sebelum masuk ke area tebing untuk spot foto ataupun melihat keindahan pantai watu bale. Ah iya di situ juga ada warung. Tapi waktu aku ke sana warung yang buka Cuma satu yang ada di dekat pelabuhan itu aja.


Kita di Pantai Watu Bale Cuma sekitar satu jam saja, pukul setengah 12 siang kita niat pulang, karena ponsel keponakan baterainya sudah habis dan dia bilang kalau nggak pegang ponsel bisa mati gaya.

Sampai di sini saja perjalanan kita di Pantai Watu Bale, semoga tulisan ini bisa membantu kalian semua yang berencana berlibur ke Pantai  Watu Bale di Pacitan.


Tapi ditengah perjalanan keluar dari Pantai Watu Bale, keponakan aku bilang “Lek, ayo nyang pidakan.”


Formulir Kontak