PANTAI PANGASAN PACITAN, KEINDAHAN YANG TERSEMBUNYI DI SUDUT KABUPATEN PACITAN - RAGIL SAPUTRI

PANTAI PANGASAN PACITAN, KEINDAHAN YANG TERSEMBUNYI DI SUDUT KABUPATEN PACITAN

  PANTAI PANGASAN PACITAN, KEINDAHAN YANG TERSEMBUNYI DI SUDUT KABUPATEN PACITAN


Melanjutkan perjalanan, setelah dari Pantai Mbenges dan Pantai Watu Bale, sekitar jam setengah satu siang, kami langsung segera menuju pantai yang menjadi tujuan utama kami jalan-jalan hari ini, yaitu Pantai Pangasan.

 

Ceritasingkat jalan-jalan di Pantai Mbenges dan Pantai Watu Bale, bisa di baca disini

 

Sekilas Tentang Pantai Pangasan

Pantai Pangasan terletak di Dusun Batulapak Desa Kalipelus Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Pacitan.

Ciri khas dari Pantai Pangasan adalah adanya batu karang yang menjulang tinggi dan adanya area persawahan di sekitar Pantai Pangasan.

Pantai Pangasan adalah wujud nyata bahwa persawahan bisa berdampingan dengan Pantai, mungkin agak aneh, kenapa sawah bisa ada di dekat Pantai. Karena sawah dan pantai mempunyai komposisi tanah yan berbeda.

Tapi Pangasan menjadikan kombinasi pantai dan sawah menjadi pemandangan indah yang sangat memanjakan mata. Keindahan yang tiada tanding.

Pantai Pangasan diapit oleh dua tebing batu karang yang sangat tinggi dan kokoh, menawarkan keindahan pantai yang sangat luar biasa


 

Dari beberapa sumber yang saya dapat dari internet, Pantai Pangasan terdiri dari 2 titik pantai yaitu sebelah timur terdapat gunung lanang yang menjadi trend mark Pantai Pangasan, sementara sebelah barat terdapat gunung Ganjuran dengan pantainya yang bernama Pantai Sengklehan. 


 

Untuk fasilitas umum di kawasan Pantai Pangasan cukup baik, adanya mushola dengan peralatan shalatanya, kemudian toilet yang jadi satu lokasi dengan tempat wudhu, ada tempat makan, kemudian ada area untuk camping (untuk peralatan saya kurang tahu apakah bisa menyewa di sana atau bawa sendiri, waktu saya ke sana sudah ada beberapa tenda yang terpasang) dan tentunya ada spot untuk selfie yang bebas di lakukan di mana saja.

 

Perjalanan Menuju ke Pantai Pangasan

Pantai Pangasan berada di wilayah yang berbeda dengan pantai Watu Bale dan Pantai Mbenges. Jika dari Pantai Mbenges ke Pantai Watu Bale hanya butuh waktu sekian menit, sedangkan dari Pantai Watu Bale ke Pantai Pangasan aku butuh waktu hampir 1 jam perjalan.

Dari Pantai Watu Bale ke Pantai Pangasan aku mengambil jalur balik, jalur ke arah Pacitan, sampai di jembatan Gayam / fly over gayam / jembatan sidomulyo (jembatan di atas jalan raya), kami belok kanan, lalu ada tanjakan menunik ambil kanan, dan kita melewati jembatan gayam tersebut, ikuti jalur jalan.

Perjalanan dari titik awal dari flay over gayam hingga sampai ke Pantai Pangasan lumayan sangat jauh, sempat beberapa kali tanya ke penduduk untuk arah menuju ke Pantai Pangasan.

Melewati beberapa desa, untuk kondisi jalan masih sangat layak, cuma kendala jalan masih sempit, karena sepertinya memang jalan antar desa saja.

Ada beberapa papan petunjuk yang mengarah ke pantai Pangasan, pokoknya kalau agak ragu dengan jalannya mending tanya saja ke penduduk lokal, kalau aku secara pribadi dari mencari di google maps, lebih baik tanya ke penduduk, karena lebih jelas dan menyakinkan saja.

Jalur menuju Pantai Pangasan agak extream, dibanding ke pantai Watu Bale atau Mbenges, jalan masih belum di aspal, beberapa titik masih ada yang makadam, sebagian besar sudah di cor semen dua jalur, kanan kiri.

Jalan sempit, kalau papasan kendaraan roda dua masih bisa, tapi kalau dengan roda empat salah satu harus mengalah. Suasana jalan sangat sejuk karena sebelah kanan dan kiri banyak pohon-pohon rindang yang lebat.

Jalur menuju Pantai, berasa menjadi ninja hatori, karena banyak tanjakan dan turunan, belum lagi belokan. Pokoknya luar biasa.

Bahkan aku bilang ke kakak perempuan ku "pantes dalane koyok ngene, soale jalur gae ngarit" (Pantas jalannya seperti ini, karena jalannya untuk mencari daun untuk makanan ternak), karena kalau sudah memasuki jalur pantai pangasan sesungguhnya di sepanjang jalan tidak ada perumahan. karena sepertinya itu memang kawasan hutan yang digunakan penduduk untuk mencari kayu bakar, makanan ternak dan lain-lainya. 


 

Bahkan beberapa kali ketemu sama penduduk yang sedang mencari "rambanan" sebutan untuk makanan ternak seperti sapi, kerbau, kambing. "Badhe teng pantai mbak",

"Nggeh mbah, wangsul ngarit niki empunan mbah?"

"Enggeh, atos-atos mbak, dalane angel"

"Enggah mbah, matur nuwun, Monggo"

Itulah, percakapan sebentar dengan penduduk, waktu menunggu kakakku, karena dia takut waktu harus melewati jalan turunan yang agak curam dengan kondisi jalan masih makadam. Jadi dia memilih turun dan jalan kaki.

 

TIKET MASUK KE PANTAI PANGASAN.

Harga tiket masuk ke Pantai Pangasan adalah sebesar Rp. 10.000 sama dengan pantai Watu Bale. Sempat tanya kepada petugas, katanya tiket tutup jam 5 sore. 

 


Dari Pintu masuk, jangan dibayangkan kalau langsung melihat pantai, karena masih ada perjalanan yang harus diselesaikan terlebih dahulu.

Sampai di tempat parkir kendaraan, kita harus melewati jalur turunan, dan inilah saatnya kita merayakan gerakan 1000 langkah sehari, yap dengan jalan kaki kita menuju pantai Pangasan.


 

Sampai di Pantai sekitar jam 14.00, karena belum shalat dhuhur dan ada mushola di dekat pantai yang disediakan pengelola, maka kita shalat dhuhur di mushola, meski disediakan alat sholat, tapi lebih baik membawa peralatan sholat seperti mukena atau sarung sendiri dari rumah.

Di Mushola juga ada toilet, pada saat ke sana kondisi air cukup lancar dan bersih untuk ukuran mushola dan toilet di daerah wisata.

Kami beristirahata sejenak di dalam mushola dan kemudian segera meluncur ke objek tujuan kami.

MENUJU IKON PANTAI PANGASAN

Langsung disambut dengan air yang keluar dari pancuran yang sepertinya digunakan untuk mengairi persawahan di sekitar Pantai Pangasan. Dan Masha ALLAH keindahan yang selama ini hanya aku lihat dari postingan teman-teman media sosial tentang panorama Pantai Pangasan, sekarang aku bisa melihat secara nyata dengan seluruh panca indera ku.

Bagi teman-teman yang mau berkunjung ke Pantai Pangasan disarankan untuk datang pagi hari, karena kalau siang atau menjelang sore seperti pada saat saya ke sana, kenapa karena kalau foto dengan background  land mark Pantai Pangasan, posisi kita membelakangi cahaya, mungkin karena aku yang masih belum terlalu paham trik-trik fotografi, jadi hasil foto masih kurang memuaskan.

Meskipun begitu, melihat nyata persawahan yang bersanding dengan pantai secara langsung sungguh sangat puas dan memang berkesan sekali dengan keindahan yang ditawarkan. 

Pantai Pangasan adalah salah satu dari beberapa pantai di wilayah Pacitan Timur yang tidak berpasir pantai. Pantai Pidakan, Pantai Watu Bale dan Pantai Mbenges serta Pantai Pangasan, mereka adalah pantai-pantai yang tidak mempunyai pasir pantai.

Pinggir Pantai Pangasan bukan pasir pantai tetapi batu-batu karang berbagai ukuran, mulai dari yang kecil hingga yang besar, sepertinya kalau ombak besar kemungkinan besar air lautnya bakalan menyentuh batu-batuan ini.


Di bebatuan ini juga bisa menjadi spot foto yang bagus, selain di dekat area sawah. karena di sini Gunung Lanang yang menjadi icon dari Pantai Pangasan dengan bebatuan dan deburan ombak menjadi pemandangan yang indah.

Sejenak duduk di bebatuan karang, menikmati suasana yang ada sambil melihat kokohnya batu karang yang menjadi icon Pantai Pangasan. Aku berfikir jika ada batu karang setinggi dan sekokoh ini sedalam apa lautan yang ada di Pacitan zaman dahulu.

Puas melihat keindahan pantai, kami berada di Pantai Pangasan kurang lebih sekitar satu jam, kemudian karena hari semakin sore dan membayangkan lamanya perjalanan kami memutuskan untuk segera balik.'

Waktu masuk ke area pantai, jalannya menurun jadi tidak terlalu terasa, pas balik otomatis jalannya yang berupa tanjakan otomatis beberapa kali sempat berhenti untuk sejenak menarik napas. Entah berapa kilometer jarak dari area parkir hingga ke titik spot center  Pantai Pangasan, tapi tanjakannya lumayan menyita tenaga.


 

Kita berhenti sejenak untuk beristirahat dan melepas dahaga di warung kopi yang berada di dekat area parkir. Aku memesan dan keponakan ku memesan pop mie, sementara dua kakak aku memesan mie kuah, 2 cup pop mie dan minuman yang kami pesan sudah datang, dan ternyata dua pesanan mie kuahnya tak kunjung datang, karena selain penjualnya seorang diri, sepertinya beliau selalu mendahulan pesanan minuman terlebih dahulu, karena memang belum di proses dan hari semakin sore, dan alhamdulilah pesanan dua mie kuah bisa di batalkan, kami segera beranjak ke area parkir untuk mengambil motor dan segera memacu kendaraan melintasi jalan yang mungkin sebentar lagi bakalan di perbaiki oleh pihak pengelola mengingat seberapa banyak orang yang bakalan berkunjung ke Pantai ini. 


 

Jika berangkat kami melewati daerah Gayam Sidomulyo, maka untuk arah pulang kita mencari arah yang berbeda, kita melalui daerah entah aku lupa jalannya, sempat beberapa kali tanya untuk arah pulang ke Pacitan itu lewat mana ke beberapa orang dan tiba-tiba saja sudah sampai di Desa Purwoasri yang artinya sudah dekat dengan wilayah kecamatan Pacitan. Dan Alhamdulilah sampai rumah dengan selamat.

Berakhir sudah petualangan hari ini, satu hari mengunjungi tiga pantai, luar bisa sekali. Jika ada pertanyaan apakah ingin kembali melihat Pantai Pangasan?

Pantai, laut dan ombak selalau punya cara sendiri untuk membuat kita ingin kembali melihatnya. Sampai ketemu lagi di postingan lainnya.

 

 

Disqus Comment

Formulir Kontak