BERMAIN SEBENTAR DI ALUN-ALUN PACITAN SAAT MALAM HARI SERU DAN MENYENANGKAN - RAGIL SAPUTRI

BERMAIN SEBENTAR DI ALUN-ALUN PACITAN SAAT MALAM HARI SERU DAN MENYENANGKAN

BERMAIN SEBENTAR DI ALUN-ALUN PACITAN SAAT MALAM HARI SERU DAN MENYENANGKAN



Masih suasana libur lebaran, alhamdulilah tahun ini meski tidak semua keluarga kumpul jadi satu di rumah, tetapi suasana lebaran terasa banget. Lebaran tahun ini kita dibuat mabok bakso, ia bukan opor atau rendang tapi bakso. Buatnya tidak banyak tapi cukup untuk makan 3 kali sehari selama 2 hari untuk banyak orang di rumah.

Libur lebaran sebentar lagi usai, rencananya memang ingin jalan-jalan ke obyek wisata yang ada di Pacitan, tapi sudah dapat dipastikan kalau lalu lintas padat dan oyek wisata juga bakalan ramai dan pada akhirnya sedikit mengurangi kepuasaan saat melihat obyek wisata tersebut.

Ada beberapa rencana alternatif, untuk obyek wisata pantai rata-rata ada di wilayah bagian barat dan timur, dan itu di jamin ramai, padat pengunjung. Kemudian alternatif pertama ke Sentono Gentong untuk melihat pemandangan Kota Pacitan saat malam, dan alternatif kedua ke Mentari Hills. Tapi rencana hanya sekedar rencana, karena ada sesuatu hal dua alternatif tersebut gagal semua dan sebagi gantinya adalah jalan-jalan di Alun-Alun Pacitan.

Kami bertujuh berangkat sehabis shalat magrib, karena memang membawa dua balita, jadi sengaja berangkat setelah magrib karena biar nanti pulangnya tidak terlalu kemalaman. Jarak dari rumah ke alun-alun Pacitan sekitar kurang lebih 6 km, sekitar 10 menit sudah sampai di Alun-Alun.

Tujuh pasukan yang berangkat malam ini terdiri dari 4 kakak beradik, usia SMP kelas 3 lalu usia kelas 6 SD, yang dua usia menjelang 5 dan 3 tahun. Kemudian masih ada 3 orang lagi yaitu dua orang dewasa yang menjadi tante mereka 4 dan satu orang lagi adalah saudara sepupu dari 4 kakak beradik terasebut.

Setelah tiba-tiba di Alun-alun, dua anak yang menginjak remaja langsung izin mau main ke sana sambil nunjuk arah, dan tanpa babibu langsung meluncur, alhasil aku dan kakak perempuan aku menjaga dua bocil balita yang super aktif, setelah melihat ternyata ada banyak  permainan yang ingin mereka coba. Mereka berdua seperti tidak mengenal lelah. Mencoba dari satu permainan ke permainan yang lain.

Es krim, menjadi alasan mereka untuk sejenak duduk diam di bangku yang memang disediakan untuk para pengunjung, ternyata dua anak remaja yang langsung meluncur menghilang dari jangkauan mata tadi, mereka menyewa motor listrik yang memang sengaja di sewakan kepada pengunjung. 30 menit adalah waktu yang di sediakan oleh pengelola untuk sewa motor listrik dengan biaya sewa sebesar Rp. 30.000,-, mereka puas berkelilig di sekitar lapangan basket yang dekat dengan lokasi penyewaan.

 


 

Akhirnya di alun-alun aku bisa menemukan minuman yang sudah lama aku rindukan, apakah itu coba tebak? ha ha ha minuman itu adalah pop ice rasa permen karet, karena aku merasa sangat jarang yang jual pop ice warna biru ini, kebanyakan mereka menjual yang vanila blue. Padalah pop ice rasa permen karet sungguh nikmat apalagi kalau ada toping mesesceres di atasnya, waaah makin mantap dan lezat. Satu gelas pop ice di label dengan harga Rp. 5.000,-.

Di alun-alun ketemu lagi sama keponakan yang beda tempat tinggal, usia sekitar 8 tahun ia pergi bareng ayah dan ibunya. Ia juga mencoba untuk naik motor listrik tapi bukan yang menyetir dia dibonceng, jadi gantian ceritanya itu.  

 


 

Dua anak mencoba permainan kanvas dan cat air, mereka mewarnai gambar tank dan kucing. Kucing diwarnai dengan warna hitam karena memang sengaja, karena katanya mau diberi nama blacky, jadi harus warna hitamnya dominan, dan ada sedikit sentuhan warna coklat.

Menggunakan media styrofoam, kanvas, cat air yang sudah disediakan dan kita bebas memilih gambar yang mau di warnai, sebagai gantinya cukup membayar uang Rp 10.000,- gambar yang sudah diwarnai tersebut bisa di bawa pulang untuk mewarnai tidak ada batasan waktunya. 


 

Di taman alun-alun pacitan kalau malam ada pertunjukkan air mancur warna - warni, banyak para pengujung yang mendekat ke lokasi taman saat pertujukkan air mancur di mulai, mereka tidak ingin ketinggalan momen dan tentunya menikmati keindahan air mancur yang sedang berlangsung. 


 

Selepas melihat air mancur yang tampak warna-warni, kami mencoba salah satu permainan yang ada di alun-alun yang menguji kefokusan, yaitu menembak. Ada banyak hadiah yang ditawarkan tergantung titik di mana biji senapan menempel, selama masih di dalam garis akan mendapatkan hadiah. 1 kali percobaan harus membeli 10 biji senapan yang diberi harga Rp. 10.000. Sepuluh percobaan pertama berhasil satu kali dan mendapatkan 1 centong nasi, kemudian karena masih penasaran kita mencoba kedua. Di sepuluh ribu kedua ini hasilnya adalah zonk, alian tidak dapat apa-apa.  


 

Tenaga anak-anak ini sepertinya tidak ada habisnya, semangat mereka terus penuh 100 persen, tidak berkurang sedikitpun sejak awal datang hingga jam menunjukkan pukul 9 malam mereka masih sangat aktif dan enggan untuk di ajak pulang.

Karena jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam, dan ada rencana makan dulu sebelum pulang meski sebelum berangkat tadi sudah makan lebih dahulu, kurang afdol rasanya kalau tidak membeli makan. 

 

MENCOBA KULINER MALAM TIPIS-TIPIS DI PACITAN

 

Mencari di sekitar alon-alon ternyata sudah banyak yang tutup, masih ada yang buka tapi sepertinya tidak relevan dengan anak-anak, karena jam segitu kebanyakan yang masih nongkrong adalah orang dewasa.

Akhirnya ketemu di sekitar pasar arjowinangun, warung tenda yang buka di trotoar toko. Lumayan ramai pengunjungnya, tapi rata-rata tidak makan di tempat tapi di bawa pulang.

Menunggu agak lama, karena memang kita pesan sekitar 8 porsi dengan minumannnya dan 1 porsi di bawa pulang. 1 porsi nasi goreng kambing, 4 porsi nasi goreng dan 3 porsi kwtiau. Sementara minumnya adalah es jeruk dan es teh. 


 

Aku sendiri pesan kwtiau yang tidak pedas, tapi waktu pesanan datang aku, semua pedasnya sama dan aku sudah mencoba ketiga porsi kwetiau untuk memastikan dan memang semua pedasnya sama, tapi tidak masalah, kadar kepedasannya masih bisa ditolirir.

Makan bareng di tempat umum dengan bocil memang seru, karena mereka pasti bakalan heboh dan aktif sendiri. Dan setelah semua selesai, kita segera membayar dan tidak lupa meminta maaf atas sedikit kekacauan yang dibuat para bocil, mereka makannya masih berantakan karena tidak mau disuapin dan maunya makan sendiri yaa alhasil makannya jadi berantakan.

Setelah itu kita langsung pulang ke rumah. Lumayan seru juga kuliner malam di Pacitan, waktu yang pas dengan orang-orang yang tepat dan didukung tempat yang indah adalah kombinasi mengukir memori terbaik yang tentunya tidak mudah untuk dilupakan.

Selamat Membaca dan di tunggu postingan selanjutnya.

 


Disqus Comment

Formulir Kontak