7 HAL YANG AKU RINDUKAN DARI KOTA MALANG - RAGIL SAPUTRI

7 HAL YANG AKU RINDUKAN DARI KOTA MALANG

  7 HAL YANG AKU RINDUKAN DARI KOTA MALANG

Pernah tinggal di Kota Malang meski hanya sekitar 4 atau 5 tahun, tetapi Malang cukup banyak menorehkan kenangan yang membekas di dalam hati dan pikiran. Bukan waktu yang sebentar untuk sekedar membuat cerita, tetapi Malang memang meninggalkan kisah yang berbeda.

Setelah sekian waktu berlalu, rasa rindu akan Kota Malang tiba-tiba datang begitu saja. Di Malang semua hal baru dimulai, belajar hidup mandiri, jauh dari keluarga dan tentunya dengan suasana dan keadaan yang jauh berbeda dari rumah. Beruntungnya dipertemukan dengan teman-teman yang baik-baik. Rasa rindu keluarga di rumah, terobati dengan keberadaan mereka semua.

 

Malang sudah banyak berubah, terakhir ke sana sepertinya sebelum covid masuk ke Indonesia, mungkin antara tahun 2018 an, sudah lima tahun berlalu. Waktu itu ke Malang karena ada saudara yang minta tolong untuk melakukan legalisir ijazah.

 

Teman-teman yang di Malang, sering bertanya kapan ke Malang?  tapi untuk saat ini masih belum ada rencana ke Malang, untuk saat ini cukup mengobati rindu dengan melihat Malang dari media sosial.

 

Melihat Malang dari media sosial, bukan mengobati rasa kangen malang, tapi malah membuat semakin kangen. Benar kata pepatah, hukum rindu itu bukan berkurang tetapi malah semakin bertambah, apalagi kalau sibuk sana sini cari tahu kabarnya.

 

Apa saja yang aku rindukan dari kota Malang?

 

Setelah melakukan meditasi, akhirnya aku memutuskan ada 7 hal yang aku rindukan dari Kota Malang. Apa saja tujuh hal itu?

 

TUJUH HAL YANG AKU RINDUKAN DARI KOTA MALANG

  • PERPUSTAKAAN KOTA MALANG
  • MAKANAN LALAPAN
  • JALAN IJEN
  • ANGKUTAN UMUM
  • TOKO BUKU WILIS
  • BAKSO MALANG
  • ES DOGER PASAR BELIMBING

 

Perpustakaan Kota Malang

 

 

Mau ngapain ke perpus? itulah guyonan pertanyaan yang selalu ditanyakan. Dan kalian tahu apa jawabanku, jawabanku adalah "Beli cilok". Karena memang kenyataanya ada penjual cilok yang selalu mangkal di depan perpustakaan kota, hanya ada satu dan satunya. Bahkan anak-anak kost dulu suka ada yang nitip.

 

Dulu di Perpustakaan Kota Malang ini menurut aku buku apa yang sedang aku butuhkan dia ada, buku tersebut ada dalam koleksi perpustakaan. Ada layanan fotocopy juga di sana pada waktu itu, jadi ketika perlu dan membutuhkan untuk di fotocopy cukup dengan memenuhi syarat yang diberlakukan oleh pihak perpustakaan maka dengan mudah buku itu bisa di fotocopy.

 

Makanan Lalapan
.

Pertama kali saudara aku bilang sebelum aku pergi ke Malang adalah, "Kamu suka sayur beningkan? dan di Malang nanti bakalan susah kalau cari sayur bening."  Ku kira itu hanya sekedar gurauan saja, ternyata memang sudah cari sayur bening. Karena di Malang memang paling banyak adalah lalapan.

 

Aku yang tidak suka makan pedas, dan hampir tidak pernah makan dengan sambal, agak dibuat terkejut saat di Malang menu makannya paling banyak adalah lalapan dan sambal. Mbak kost yang juga bukan orang Malang asli, juga pernah bilang "Jauh-jauh ke Malang, makannya cuma sama sambal". Karena biasanya ada sayur dan lauk buat makan ya mbak.

 

Awalnya memang agak aneh dan belum terbiasa, tetapi setelah jalan beberapa bulan, daun selada, kubis, kacang pajang buat lalapan dan sambal tomat menjadi teman sehari-hari, bedanya dari awal sampai akhir tetap tidak mau pedasnya versi teman-teman. Jika mereka bilang tidak pedas, bagiku itu sudah sangat pedas, dan itu bertahan sampai akhir aku pindah dari Malang.

 

Ada beberapa lalapan yang dulu sering aku beli bareng teman-teman yaitu Lalapan Cak Bud, dulu ini mangkalnya di Jalan Borobudur depan Indomaret, yang jualan sejoli suami istri, mereka buka lapak kalau gak salah dari sekitar jam 5 sore, kalau tutupnya aku kurang tahu jamnya. Lalu ada Penyetan Mbok Jayus, ini tidak jauh dari tempat mangkalnya Lalapan Cak Bud, penyetan mbok jayus ini  mau pakai lombok berapa bebas milih jadi bisa disesuaikan dengan selera masing-masing tingkat kepedasannnya, kalau cukup 1 lombok dan gak berubah sama sekali. Kemudian ada Lalapan Cak Pi'i, kalau di sini menu favorit aku Jamur crispy plus tempe atau tahu krispy, di Lalapan Cak Pi'i ini memang spesial untuk serba crispy. ini lokasinya juga tidak terlalu jauh sebenarnya tapi kalau gak salah ingat sudah masuk jalan sukarno hatta. Kemudian ada yang agak jauh dari area jalan borobudur, ke daerah dekat perempatan ITN, aku lupa namanya cuma di sini aku sering pesan mujair bakar, kalau yang di dekat perempatan lampu merah ITN ini masaknya dengan cara di bakar. Kembali lagi ke daerah Borobudur ada Lalapan Bu Ayuk, dari sekian lalapan di atas, di lalapan Bu Ayuk ini yang sambalnya aku bisa tolerir, kalau Lalapan bu ayuk ini bukanya pagi dari sekitar jam 6 atau jam 7 pagi sampai siang saja.  Bedanya apa? selain beda jam operasioanal dan beda lokasinya yang juga berpengaruh terhadap daya beli, bedanya lagi ada di citra rasa sambalnya, sambal boleh sama bahan dan cara pembuatannya tetapi rasanya tetap beda.

 

Jalan IJEN

 

Kalau mau ke perpustakaan kota pasti lewat jalan ijen, jalan yang aku suka karena menurut aku pemandanganya indah, jalur dua arah dan ditengah-tengahnya ada pohon palem kalau gak salah di sepanjang jalur, di jalur  sebelah kanan dan kiri juga ada tanaman pohon palemnya. Kalau lewat sini selain menikmati pemandangannya, juga sambil melihat kompleks perumahan, rumah besar dengan pintu yang jarang dibuka dan konsep bangunannya seperti rumah kuno. Di dukung oleh udara di Malang yang dingin jadi semakin menyenangkan dan tidak buru-buru kalau lewat di jala ijen ini.

 

ANGKUTAN UMUM

 

Angkutan umum di Malang identik dengan warna biru, dan ada kode tulisan yang cukup yang di tulis di
bagian depan kendaraan, biasanya itu berupa singkatan dari jalur yang di lewati. Misal contohnya kode AL (Arjosari - Landungsari), ADL (Arjosari - Dinoyo-Landungsari), LDG (Landungsari-Dinoyo-Gadang), ABG (Arjosari-Borobudur-Gadang), CKL (Cemorokandang - Landungsari), AG (Arjosari-Gadang), GA (Gadang - Arjosari), dan masih banyak lagi tentunya tidak hanya itu.

 

Dulu biaya satu kali naik itu Rp.2000,- tapi kemudian ada kenaikan BBM jadi otomatis ikutan naik juga menjadi Rp 2.300,- kalau tidak salah, tapi karena agak susah nyari uang receh jadi kayak kesepakatan tidak tertulis biaya naik angkutan umum jadi Rp 2.500,-

 

Demi menghemat ongkos, daripada oper naik angkutan dua kali akhirnya lebih memilih untuk jalan dulu ke jalan yang dilewati oleh jalur angkutan. Semisal contohnya, kalau dari Jalan Borobudur ke Malang Town Square (MATOS) itu naik angkot dua kali kalau nggak mau capek yaitu naik angkot ABG kemudian oper biasanya di daerah stasiun kota baru atau sekitar daerah Klojen untuk naik angkot AL. Tapi kalau mau naik satu kali waktu berangkatnya biasanya kita dari Jalan Borobudur jalan kaki ke Jalan LA. SUcipto kalau nggak salah ingat dulu ada rel kereta apinya, dari sini kita nunggu angkot AL.

 

Lalu pas balik dari Matos, agar tetap bisa naik satu kali angkutan umum, biasanya kita jalan dari Matos bisa lewat dalam Universitas Brawijaya nanti ketemu di pintu keluar yang mengarah ke Jalan Soekarno Hatta, di sini kita baru naik angkutan ABG.

 

Dan itu hanya ke arah satu tujuan, ke beberapa tempatpun yang memang bisa diakali dengan satu kali naik angkutan kenapa tidak, karena Jalan Borobudur dulu memang hanya di lewati trayek angkutan umum plat ABG saja. Tapi itu seru dan jadi momen yang tak terlupakan, meski pas kejadian capek banget ya ampun kaki rasanya pas sampai kostan pegal semua.

 

TOKO BUKU WILIS

 

Apa kabar toko buku Wilis sekarang? dia gudangnya buku murah meriah, tapi bajakan he he he. Aku pernah beli novel di sana cuma seharga Rp 10.000,-. Berbagai macam buku tersedia di sini, mulai dari buku diktat kuliah berbagai jurusan, novel dari berbagai macam penerbit dan penulis, pokoknya kalau cari buku di sini pasti ada. Kadang aku berfikir di Toko Buku Wilis ini lebih lengkap dari Gramedia atau Togamas.

 

BAKSO MALANG.

 

Sebatas yang aku tahu, ciri khas bakso malang yang membedakan dengan bakso lain adalah di bakso malang adanya gorengan pangsit berbagai model, ada yang seperti pangsit pada umumnya, adanya berbentuk panjang, selain itu yang agak aneh adalah adanya tahu kukus dan lontong. Pertama kali  menikmati bakso malang memang agak aneh, karena kalau di sini kebanyakan memang bakso solo. Dan yang paling aneh di antara sekian banyak keanehan yang aku sadari yang paling jauh adalah pembeli mengambil sendiri, baru kemudian setelah selesai dihitung habis berapa. Karena pada umumnya di sini adalah harga udah hitungan perporsi.

 

Dari segi kuah memang rasanya kuah bakso Malang dengan bakso yang biasa aku makan memang agak beda, kuahnya lebih kental dan bumbu rempahnya lebih terasa, mungkin ada perbedaan dicara memasak kuahnya dan bumbunya juga kemungkinan ada yang berbeda baik dari jumlah atau komposisinya.

 

Tidak susah menemukan bakso malang waktu di Malang, karena ada banyak penjual bakso malang, baik yang keliling naik sepeda, atau pakai gerobok dorong, atau yang jual di kios atau ruko.

 

Yang paling berkesan adalah saat belinya bareng-bareng dengan teman-teman baik teman kuliah atau teman kost, dan di makan bareng itulah momen yang tidak bisa diulangi.

 

Dulu paling sering beli bakso yang keliling di dekat kos saja, yang dulu pakai gerobak coklat kita anak kost sering menyebutnya "bakso coklat" atau kalau tiba-tiba ingin makan bakso selesai kuliah paling cepat dan paling dekat adalah menuju bakso damas.

 

Apa kabar bakso coklat dan bakso damas sekarang ya?

 

ES DOGER PASAR BLIMBING

 

Ini dulu yang jual mas-mas dari Jawa Barat sepertinya, karena memang logatnya beda dengan orang malang pada umumnya. Dulu kalau gak salah es doger ini di patok dengan harga Rp 3.000,- per cup kalau tidak salah.

 

Meski Malang mendapat julukan kota dingin, dan aku merasa memang tidak terlalu panas di banding kota lain menurut aku pada waktu itu, tapi ada kalanya merindukan yang dingin-dingin bukan karena cuaca atau udara yang panas, tapi karena memang ingin minum yang dingin-dingin.

 

Dulu di sini memang belum ada es doger, tapi beberapa waktu yang lalu aku tahu di dekat Pasar Minulyo ada penjual es doger yang mangkal di pinggir jalan, tapi masih belum ada kesempatan untuk mencoba es doger tersebut.

 

 

itulah 7 hal yang aku rindukan dari Kota Malang, tapi semua tentang Malang memang aku rindukan. Baik itu suasananya, orang-orangnya ataupun tentang Malang memang layak untuk di rindukan.

 

Kalau kamu apa yang kamu rindukan dari Kota Malang?

 

 


 

Disqus Comment

Formulir Kontak