RAGIL SAPUTRI: Serba-Serbi
PENGALAMAN PERTAMA SIDANG TILANG DI PENGADILAN NEGERI

PENGALAMAN PERTAMA SIDANG TILANG DI PENGADILAN NEGERI


Ada yang pernah kena tilang pak Polisi?
Aku jadi ingat zaman dulu waktu masih SMA, kebetulan aku adalah warga yang taat peraturan, jadi dari SMA aku sudah punya SIM.

Jika ada beberapa teman, yang kucing-kucingan dengan polisi saat ada razia, aku santai saja karena perlengkapannya aman. Saat sampai sekolah, ada teman yang bertanya “Kok gak kena tilang?” dengan santai menjawab “Razianya razia orang jelek kok.” Ha ha ha ha.

Aku beberapa waktu yang lalu kena tilang pak polisi. Coba tebak pelanggaran apa yang aku lakukan? Yaa salah jalur putar balik, padahal sudah jelas-jelas ada rambu dilarang putar balik, tapi nekad dan akhirya dapat surat cinta warna biru dari pak polisi dan sim aku dibawa.

Lalu sampai rumah, keponakan aku bilang “kenapa nggak minta yang merah.” Dengan santai aku jawab aku dikasih yang biru.

Jadi ingat kejadi beberapa tahun yang lalu, dulu pernah kena tilang juga, dengan pelanggaran berlapis. Tidak pakai helm, melanggar lampu merah, dan tidak bawa surat-surat kendaraan. Tapi dulu itu bisa titip sidang. Jadi kita semacam menitipkan uang denda yang harus disetorkan ke pengadilan, itu kita titipkan uangnya ke pak polisi.

Dan berbekal pengalaman yang tidak terlupakan itu, ku mencoba bertanya kepada bapak polisi yang sedang bertugas mengatur lalu lintas, dan kata beliau, karena surat tilang ini berlabel pengadilan negeri, maka disarankan untuk mendatangi sidang saja. Karena sudah mendaptkan saran seperti ya saya mengikuti saja.


Jarak sidang dengan waktu kena tilang ada jeda sekitar dua minggu. Ternyata dua minggu tidak lama, tidak selama menunggu kamu balas pesan aku.

Dan akhirnya sampai dihari H juga.
Sampai di pengadilan negeri, sudah banyak sekali yang datang, lautan manusia yang kena tilang banyaaak banget.

Bagaimana prosedurnya setelah sampai di sini, di pengadilan negeri ini? Simak di bawah ini :

Kalian serahkan bukti tilang kepada petugas, untuk mengambil no urut.
Kemudian kalian serahkan kepada petugas, waktu petugas yang memberikan no urut antrian dan petugas yang mengumpulkan bukti tilang itu beda orang ya, tapi santai kalain cuma perlu jalan beberapa langkah saja. Dan silahkan menunggu antrian.

Waktu itu aku agak shok dengan melihat antrian lautan manusia yang banyak banget, dan asal kalian tahu aku mendapakan nomer antrian 0595.

Tapi belum sampai duduk sudah dipanggil saja. Manggilnya langsung banyak dari no antrian 450 sampai 600 diharapkan masuk ke ruangan.

Awalnya aku kira kayak sidang-sidang di televisi, ternyata no kita dipanggil terus bayar, dan barang yang disita diserahkan kembali ke kita dan pulang.

Bayarnya variasi, aku bayarnya dendannya sebesar Rp. 52.000 saja.

Ternyata gampang dan mudah. Lalu karena prosesnya gampang jadi kamu ingin melanggar tata tertib berlalu lintas. Ya janganlah, karena manusia yang pintar adalah manusia yang tidak mengulangi kesalahan yang sama  untuk yang kedua kali.

Daripada Rp 52.000 dibuat bayar denda, kan lebih enak buat beli es cappucino cincau. Iyaa nggak?

Jadi, kalau kalian sudah punya sim, paling nggak kalian harus pernah kena tilang setidaknya sekali. Karena apa? karena itu seru ha ha ha abaikan ini ya.

Dari pengalaman pertama ini, aku dapat simpulkan, saat kena tilang daripada marah-marah, bahkan ngamuk sampai banting sepeda, atau melakuka tindakan viral lainnya. Karena sejujurnya kita memang salah ya sudah terima kesalahan, dan sidang tilang gak ribet kok. Sumpah, nggak percaya? Mau coba sendiri?

Oh iya, jika ada yang bertanya, di manakah aku kena tilang ? aku kena tilang di Surabaya. Jadi sidangnya di Pengadilan Negeri Surabaya.




POLISI TIDUR DI JALANAN, TERKEJUT ATAU GAS POLL

POLISI TIDUR DI JALANAN, TERKEJUT ATAU GAS POLL


Masih tentang motoran di Surabaya. Beberapa waktu yang lalu aku posting cerita aku tentang pengalaman naik motor di Surabaya.
Postingan ini juga masih ada hubungannya dengan motoran di Surabaya. Tetapi kali ini aku mau bahas tentang polisi tidur.

Kenapa dengan polisi tidur?

Sepanjang jalan yang aku lewati, kalau jalan besar memang tidak ada polisi tidurnya, tapi kalau sudah lewat jalan di perumahan, polisi tidurnya dipastikan berderet-deret.

Ada beberapa macam polisi tidur, yang aku lewati disepanjang berjalanan.
  • Pertama : yang besar, kayaknya itu standard polisi tidur yang sudah diatur, dan dikasih warna seperti zebra cross. Dalam jarak yang sudah ditentukan cuma ada satu polisi tidur tipe ini.
  • Kedua : polisi tidur berlapis, ini aku temui pas melewati perumahan yang rumahnya besar-besar dan bagus-bagus. He he he. Mengapa aku namakan polisi tidurnya berlapis karena ada dalam satu titik ada sekitar 4 lapis polisi tidur, kecil-kecil dan cenderung tidak keliahatan dari jarak jauh. Baru pas jarak dekat keliatan, dan dikita dibuat terkejut, dan selamat menikmati.
  • Ketiga : kalau ini aku temui di perumahan biasa. Bukan menggunakan aspal, tapi semacam balok paving yang dipakai, yang ditata dan diatur sedemikian rupa, memang tidak besar tapi kerasa kalau melewatinya.


Karena hampir tiap hari melewati polisi tidur, ada aku rasa sebagian pesar penggunana jalan raya yang rata-rata mereka yang naik sepeda motor, saat melewati polisi tidur, jarang yang mengurangi kecepatan, biasanya mereka terjang saja. Kalau sudah gitu pasti bunyi gluduk, gluduk, gluduk. Dan ini bisa merubah mood seketika lho, karena sunggu beneran terkeut, meski udah bolak balik lewat situ. Yang paling kerasa sakit itu dibagian perut. Ini biasanya untuk polisi tidur yang berlapis, karena tidak ada perbedaan warnanya dengan jalan utama.

Melihat hal itu, aku penasaran dan langsung bertanya kepada bapak profesor google, apa sih fungsi dari polisi tidur ini dibuat? Dan hasilnya adalah sebagai berikut :

Polisi tiduralat pembatas kecepatan atau markah kejut adalah bagian jalan yang ditinggikan berupa tambahan aspal atau semen yang dipasang melintang di jalan untuk pertanda memperlambat laju/kecepatan kendaraan. Untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan bagi pengguna jalan ketingginya diatur dan apabila melalui jalan yang akan dilengkapi dengan rambu-rambu pemberitahuan terlebih dahulu mengenai adanya polisi tidur, khususnya pada malam hari, maka polisi tidur dilengkapi dengan marka jalan dengan garis serong berwarna putih atau kuning yang kontras sebagai pertanda.

(sumber : wikipedia.co.id atau klik di sini )

Dan ternyata dalam membuat polisi tidur itu ada syarat-syaratnya dan harus sesuai dengan aturan yang dibuat oleh pemerintah, apa itu syarat-syarat dalam membuat polisi tidur? 

Silahkan dibaca di sini :www.hukumonline.com

Yukk, berbagi pengalaman, saat kalian melewati polisi tidur.  Terimakasih





NAIK MOTOR PERTAMA DI KOTA PALING PADAT DI JAWA TIMUR

NAIK MOTOR PERTAMA DI KOTA PALING PADAT DI JAWA TIMUR


Tanpa rencana dan tanpa prediksi waktu dan keadaan membawaku untuk berkendaraan roda dua di kota paling padat di Jawa Timur, coba tebak di mana? Yap di ibu kota provinsi Jawa Timur yaitu Kota Surabaya.

Ini bukan pertama kali aku ke Surabaya, sudah beberapa kali aku ke sini, tapi kesannya tetap sama yaitu panas.

Oke langsung pada pokok bahasan ya.

Datang dari kota kecil yang tidak pernah merasakan kemacetan, macet hanya terjadi saat mendekat lebaran atau beberapa hari setelah lebaran, terus dihadapkan dengan kemacetan setiap hari, tentunya kaget bukan main.

”Gini banget ya motoran di Surabaya.”

Semua serba terburu-buru, itu sensasi pertama yang aku rasakan.
Masuk akal sih, ibu kota provinsi dengan segala macam kesibukan dan aktivitas penduduknya, jadi kalau macet wajar.

Selain itu ternyata, kalau nyalip mobil itu udah biasa kalau dari sebelah kiri. Awalnya aku menunggu saja sampai mobil di depan jalan gitu, tapi kok sebagian besar pengendara motor roda dua yang lain kok nyalip dari kiri, karena kalau nyalip dari sebelah kanan aku rasa lebih bahaya, karena otomatis harus bersimpangan dengan banyak kendaraan dari arah yang berlawanan.

Seru sih sebenarnya, setiap hari selalu ada hal baru.

Apalagi kalau di perempatan yang tidak ada lampu lalu lintas tapi diatur oleh pak polisi atau seringnya orang yang kata kakakku disebutnya pak Ogah. Di situ kita harus gesit, kalau nggak gesit pasti kalah cepat dengan pengendara lain dari arah yang berlawanan. Di sini bukan pak Ogah nya nggak ngatur. Berbekal pengalaman, waktu itu dari arah aku seharusnya sudah waktunya jalan, tapi ada beberapa orang yang berhentinya tepat di belakang pak Ogah, jadi aku malah memelankan motorku, alhasil dia yang maju duluan, terus pak Ogahnya cuma bilang “Aduh mbak”, dalam hati aku nyengir sendiri, maaf pak masih belum terbiasa. He he he he.

Terimakasih banyak buat pak Ogah – pak Ogah di Surabaya yang mengatur dan membantu kami dalam menyebrang. Semoga selalu diberi kesehatan dan kelancaran rezeki. 

Mungkin kalau di Pacitan masih berani melanggar lampu lalu lintas karena sepi, kalau di sini waktunya merah ya berhenti karena kendaraan penuh, kalau nggak mau celaka jangan serobot lampu merah. Tapi di sini kalau berhenti di lampu merah, rata-rata di berhentinya di depan tanda berhenti. Biasanya kan di lampu merah selalu ada tanda putih yang ada zebra cross nya itu, seharusnya kita para pengendara tidak boleh melebihi itu kalau berhenti. Iya kan? Tapi di sini kita nggak bisa putar balik seenak jidat sendiri ya, karena ada tepatnya sendiri untuk putar balik.  

Tapi paling senang kalau harus lewat kompleks perumahan elite, sambil tolah-toleh terus bertanya kepada diri sendiri “kapan bisa punya rumah megah di sini ya” lalu berdoa dalam hati “Semoga kelak bisa beli rumah di sini”, kebayangkan kalau sehari lewat empat kali berarti aku berdoa empat kali juga. Aamin...

Tetapi kalau pas lewat jalur perkampungan, hati-hati karena polisi tidurnya banyak banget, kayaknya hampir setiap 10 cm ada satu polisi tidur. Dan lumayan bikin perut kaget. He he he he.

Jadi apa kesimpulan dari tulisan yang nggak jelas ini, intinya  selain kaget awalnya aku juga bingung, karena saking banyaknya kendaraan di sini suka pusing kalau liat banyak kendaraan. He he he harap dimaklumi orang desa masuk kota.

Di manapun kita saat berkendaraa kuncinya tetap hati-hati.


PENGALAMAN PERTAMA, SHALAT IED DI TENGAH JALAN

PENGALAMAN PERTAMA, SHALAT IED DI TENGAH JALAN



Judulnya postingannya mantap ya?
Ini artinya bukan dalam perjalanan terus shalat ied di tengah perjalanan tapi ini murni shalat di tengah jalan beneran. Berapa orang yang mengatakan ini biasa? Tapi bagiku ini luar biasa.

Karena kalau di Pacitan, aku shalat ied-nya di masjid, tapi ini karena ada suatu dan lain hal aku harus shalat ied di Gresik tepatnya di dekat rumah kakakku. Malam sebelum shalat ied, kakak aku sudah bilang kalau nanti shalat iednya nggak di masjid yang kebetulan masjidnya ada di belakang rumah, tapi di jalan raya, yaap jalan raya jalan yang biasanya dilewati berbagai macam kendaraan, dan katanya juga jalannya udah di tutup dari malam ini.

Dan tibalah, kalau waktu shalat dimulai sih karena memang sudah ada patokannya jadi ya pastinya nggak beda jauh kan, shalat di mulai sekitar pukul 06.00, terlambat sedikit aja udah lewat shalat ied-nya, karena setelah menggelar sajadah, duduk sebentar udah dimulai shalatnya.

Ada hal yang unik menurut aku, kalau di Pacitan berangkat untuk shalat ied, selain membawa mukena, infak kita juga bawa nasi bungkus kalau di sini disebut dengan nama ‘tempelang’, tempelang ini kalau dulu biasanya dibungkus daun pisang, kalau sekarang sebagian besar dibungkus pakai kertas nasi, meskipun masih ada yang bungkus pakai daun pisang dan biasanya kalau yang dibungkus daun pisang jadi primadona, karena membuat aroma dan rasa makanan jadi lebih sedap.

Kalau di sini, tidak bawa tempelang tapi membawa tikar, kalau aku bawa tikar plastik, beberapa ada yang bawa koran, bahkan ada yang tikar besar agar bisa dipakai p;eh beberapa orang, kereeen yaaa. Tapi sayangnya habis shalat alas korannya tidak dibawa pulang, sebagain ada yang dikumpulkan di pinggir sebagian ada juga yang dibiarkan begitu saja.

Dan Shalatnya benar-benar di tengah jalan, jalannya kebetulan jalan kembar, dan dua jalur itu penuh dengan para warga yang ingin melakukan shalat ied. Masyaa ALLAH.
(Maaf tidak ada foto-fotonya, karena tidak bawa ponsel, meskipun tidak ada bukti nyata tapi berkesan dan tidak mudah dilupakan)

https://www.tribunnews.com

Untuk Khotbahnya bagaimana?
Ini menjadi berbeda, karena apa? Karena aku di sini adalah orang asing, yang tadi berangkat sendirian dan sampai dilokasi tidak kenal siapa-siapa, jadi kalau biasanya ngobrol bisik-bisik dengan orang disamping (dan bagian ini sumpah jangan ditiru yaa, tapi ada nggak sih, yang waktu khatib khotbah suka bisik-bisik dengan orang yang disampingnya?

Yang aku tangkap dalam khotbah idul adha tahun ini  yaitu :
Semua penyakit umat dari zaman nabi Adam a.s hingga Nabi Muhammad SAW  berkumpul jadi satu di zaman ini. (Pas kalimat ini sumpah aku pengen nangis, “YA ALLAH, jangan jadikan kami kaum-kaum seperti itu”).kalau kita ingin selamat dunia akhirat jauhi sirik, sirik sekarang bukan hanya menyekutukan ALLAH semata, tapi lebih kompleks, yaitu sirik dalam pekerjaan, sirik dalam perekonomian, sirik dalam pergaulan dsbnya.







JANGAN LUPA BERSYUKUR.

JANGAN LUPA BERSYUKUR.



Metamorfosis?

Kapan kalian pertama kali mendengar kalimat itu? mungkin waktu kita berada sekolah tingkat pertama di pelajaran biologi. Metamorfosis adalah semacam berubahan bentuk fisik makhluk hidup. Kalau hewan biasanya yang dijadikan contoh untuk metamorfosis adalah katak dan kupu-kupu.  Kenapa dengan dua hewan ini? Mari kita buka kembali memori waktu sekolah, tapi karena ini bukan tulisan tentang bagaimana metamorfosis katak dan kupu-kupu jadi kita sejenak simpan dulu kisah katak dan kupu-kupu.

Tidak hanya hewan, karena manusia pun juga mengalami metamorfosis. Kalau dari fisik sudah jelas pasti, dari bayi menjadi anak-anak lalu tumbuh dewasa dan kemudian menua.

Lalu bagaimana dengan gaya hidup seseorang? Apakah ia juga mengalami metamorfosis?

Jika perubahan atau metamorfosis secara fisik sama setiap orangnya, tetapi kalau gaya hidup satu dengan yang lainnya beda. Apa saja hal-hal yang mempengaruhi seseorang untuk bermetamorfosis akan gaya hidup mereka?

Beberapa hal yang memberi pengaruh seseorang akan perubahan gaya hidupnya.
Dari segi ekonomi atau materi.

Gaya hidup dan materi dua simpul ikatan yang saling menguatkan. Kalau gaya hidupmu high class sementara materimu pas-pasan, maka hukum fisika akan terjadi. Ingat dengan hukum ini : “Tekanan berbanding lurus dengan gaya. Kalau hidupmu penuh tekanan, berarti kamu kebanyakan gaya”.



Dari segi pendidikan.

Kenapa pendidikan bisa berpengaruh terhadap gaya hidup seseorang?

Karena pendidikan mempengaruhi pola pikir seseorang dan pola pikir inilah yang nantinya akan mambawa ke arah mana gaya hidup seseorang.


Dari Segi lingkungan.

Mungkin kita pernah dengar sebuah kalimat seperti ini, “Sekarang kamu suka makan bakso ya? Iya mau gimana lagi teman-teman aku sukanya makan bakso.” Biasanya pengaruh lingkungan ini karena ada perasaan kurang enak dsbnya, dari sekali menjadi dua kali dan akhirnya menjadi kebiasaan yang akhirnya merubaha gaya hidup kita.

 

Perubahan akan gaya hidup seseorang tidak akan pernah ada ujungnya, dia akan terus berubah dan berkembang, sesuai dengan sifat manusia yang tidak pernah merasa puas.

 



Dari tiga hal di atas, ada satu hal yang bisa membentengi diri kita dari metamorfosis gaya hidup yang berlebihan yaitu jangan lupa untuk bersyukur karena apa? Karena “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya AKU akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-KU), maka pasti azabku sangat pedih.” (Qs. Ibrahim : 7)

 





WANITA DAN SIFAT CEREWETNYA

WANITA DAN SIFAT CEREWETNYA




Wanita dan kecerewetannya seperti sepasang kekasih yang lagi fall in love, tidak bisa terpisahkan. Semua pasti setuju kalau sebagian besar wanita memang cerewet.
Menurut Felix Siauw di videonya yang berjudul “Karunia Terindah Untuk Wanita” mengatakan bahwa laki-laki mempunyai kosa kata lebih sedikit dibanding wanita. Jika rata-rata seorang wanita perharinya mengucapkan 20.000 kata maka seorang pria hanya memerluka 10.000 kata perhari.

Itulah mengapa meskipun sudah seharian diluar rumah, wanita masih punya banyak energi untuk berbicara, apalagi kalau didukung dengan tibanya di rumah, rumah berantakan, anak belum pada mandi, belum memasak. Energi mereka malah akan semakin terisi penuh. Terisi penuh untuk marah maksudnya. Ha ha ha

Menghadapi kecerewatan wanita itu hanya perlu telinga yang bandel dan hati yang seluas samudra. Pasti semua pernah merasakan rasanya diomeli bukan? Biasanya siapa yang sering ngomel? Ibu, istri, kakak perempuan atau siapa? Salah naruh gelas aja urusan bisa panjang lho, pernah mengalami hal sepele tapi malah bikin nguras emosi?

Tapi pernah nggak sih kalian berfikir tentang segi manfaat dari seorang wanita yang mungkin aku bisa menyebutnya bahwa wanita itu memang sudah fitrahnya untuk cerewet akan banyak hal. Cerewet kok ada manfaatnya. Yang ada bikin telinga dan hati panas. Ha ha ha

Tetapi beberapa hari kemarin, ada sesuatu yang membuat aku berfikir “untung ibu orangnya cerewet”, kenapa aku berfikir seperti itu, aku langsung teringat beberapa hal. Salah satunya saat rumah berantakan siapa yang paling cerewet, jawabnya adalah ibu. Bayangkan saja kalau ibu tidak cerewet diam saja, jadi apa rumahnya, bakalan kayak kapal pecah kan?

Saat kita sebagai anak-anak mau berangkat sekolah atau pergi, melihat pakaian yang kita pakai tidak rapi, siapa yang suka komentar paling panjang? Yang akan menyalahkan kita kenapa tidak segera menaruh pakaian kotor di tempat cucian. Bayangkan jika saat kita keluar rumah, pakaian tidak disetrika nampak dekil dan tidak ada yang mencereweti kita, apa jadinya?

Saat dulu kita masih kecil, tidak mau makan sayur, siapa yang paling sering ngomel dan tidak kenal lelah membujuk kita untuk makan sayur? Yaap dia adalah ibu.

Tapi pasti di lingkungan terdekat, entah saudara atau tetangga pasti ada seorang wanita yang tidak cerewet, tapi aku merasa wanita yang tidak cerewet itu seperti wanita yang tidak peduli atau masa bodoh. Tapi ini cerewet dalam hal baik ya, bukan cerewet yang suka nyinyir dan gosipin tetangga, meskipun dengan ngobrolin tetangga sebenarnya kita tahu berita dan dan kabar mereka bukan.

Jadi intinya apa sih tulisan ini aku buat? Tetap bersyukur saat masih ada yang cerewet kepada kita, itu sebuah bukti bahwa kita masih ada yang memperhatikan bukan? Ada berapa banyak orang yang menyesal atau merasa rindu karena tidak pernah bisa mendengar kecerewetan atau omelan sang ibu, istrinya atau bahkan anak perempuannya.

Semoga bermanfaat bagi semua.




Formulir Kontak