Ramadhan sudah jalan satu minggu dan kau
pergi sudah lebih dari 100 hari. Tapi rasa rindu ini masih nampak jelas.
Bu, ini ramadhan pertamaku tanpamu. Semua kujalani
seperti apa yang pernah aku lihat dari mu.
Bu, ini ramadhan pertamaku tanpamu, ternyata
capek juga ya bu masak itu, dulu entah kenapa aku gak pernah mendengar kamu
mengucapkan kata lelah, paling kamu Cuma bilang “Aku tidur dulu ya, setengah
jam lagi kamu bangunkan”. Dan biasanya aku bangun tidak pas setengah jam tapi
pasti lebih dari itu.
Bu, ini ramadhan pertamaku tanpamu, tak ada
suaramu yang membangunkan aku, tak ada lagi nada kesal yang aku dengar saat kau
lupa menyiapkan lauk, padahal aku berjanji aku siap menggoreng sebelum saur. Aku
rindu bu.
Bu, ini ramadhan pertamaku tanpamu, setiap
hari aku buka puasa sendiri bu. Biasanya kita berdua, kamu duduk di kursi itu
dan aku disini. Saat aku lihat kau berbuka dengan semangat aku selalu bilang “Poso
tenan yo Buk?” dan kamu jawab “Iyo, Jam 2 maeng aku koyo ora betah westan.” Dan
keheningan yang aku rasa.
“Nanti buka, pengen dibuatkan apa?” setiap
kau selalu bertanya seperti itu. tapi aku dan bapak selalu sepakat mengatakan “terserah
ibu mau buat apa.” dan bedug magrib berkumandang sudah ada tiga mangkok yang
siap di atas meja. “Punya aku tak makan habis terawih.” Itu yang selalu kita
berdua katakan.
Bu, sudah 100 hari lebih kepergianmu, tapi
aku kadang saat melihat tumpukan bajumu di lemari, batinku mengatakan “Bu, kok baju ini gak
pernah dipakai lagi.” susunan baju masih belum berubah. Masih sama.
Bu, ini ramadhan pertamaku tanpamu. Ibu
yakin aku bisakan meski tanpamu? Yang dulu-dulu apa-apa selalu Buuuukkk,
sekarang harus mulai berpikir sendiri harus dikerjakan sendiri.
Ya ALLAH, ampuni segala dosa dan kesalahan
Ibu hamba, terangilah kuburnya, lapangkan kuburnya, jauhkan beliau dari siksa
kubur dan tempatkan ia ditempat yang terbaik bersama orang-orang baik pula.”
“
Tidak ada komentar
Terimakasih sudah berkunjung dan meninggalkan jejak. j