PUISI PATAH HATI



Hari ini aku masih mengukir rasa
Rasa tentang sebuah pesakitan
Pesakitan akan rindu dan tentang patah hati
Purnama masih terus melaju dalam alur sang waktu
Tapi hati tetap akan menjadi satu yang terbatahkan.

Hilir mudik, semua berubah, semua berganti
Di ujung hati ini, masih tetap setia dengan satu rindu
Satu rindu yang terus menjelma menjadi duri dalam hati
Duri yang akan melukai setiap kali satu nama terucap.

Salahkan siapa saat hati merasa sakit yang terperih?
Kamu yang masih diam dengan segala kebahagiaanmu,
Atau aku yang masih terkenang akan cerita kisah yang lalu
Atau hati yang tidak mau berubah, yang terus masih bertahan
Untuk satu hati dalam sekian purnama.

Bukan pengemis rindu atau peminta hati
Tapi luka terperih ini memang benar-benar sakit.
Kamu tahu rasanya?
Aku rasa kamu tidak tahu. Atau kamu tidak peduli.

Tapi aku penuh kebodohan yang ternyata aku menyadarinya
Sudah tahu terluka
Sudah tahu sakit hati
Sudah tahu menahan rindu itu tidak menyenangkan
Tapi mengapa satu hal tentang kamu
Selalu bisa menjadi ribuan kata
Yang tidak bisa kuanggap biasa saja.

Kata tentangmu tidak akan pernah menjadi biasa
Karena kamu masih menjadi yang utama
Tapi...entah nanti...














Catatan : tulisan ini dibuat untuk mengikuti blog challenge #BlogChallengeSeptember untuk hari ke-empat yaitu temanya : “Kecewa / Patah hati”.






Tidak ada komentar

Terimakasih sudah berkunjung dan meninggalkan jejak. j